Reporter: Nur Malinda Ulfa
blokTuban.com - Berawal dari kegemarannya terhadap ikan, Aditya Yudha Hadikusuma akhirnya menekuni seni menata aquarium atau yang saat ini biasa dikenal dengan istilah aquascape.
Pria berusia 29 tahun ini, memulai hobi membuat aquascape pada tahun 2012, dirinya mengaku mulai mendapatkan orderan dan mulai menerima pesanan tahun 2018 yang awalnya cuma dijadikan pekerjaan sampingan. Baru di awal tahun 2020, Adit mulai serius dengan bisnisnya dan akhirnya memiliki toko sendiri.
"Awalnya sih hobi, dari tahun 2012 sampai akhirnya saya serius menekuni dan mulai membuka toko sendiri. Karena menurut saya di Tuban masih baru dan jarang. Jadi saya memulai peruntungan di bisnis ini, karena saya merasa aquarium memiliki peluang bisnis yang besar, “ ungkapnya.
Kemudian Adit mulai belajar otodidak, serta belajar dari orang tuanya yang kebetulan suka tanaman hias dan tak lupa dirinya juga mencoba mengikuti berbagai ajang kompetesi demi mengasah kemampuannya.
Hal tersebut dilakukan agar lebih inovatif dan kreatif. Hingga saat ini usahanya mulai banyak dikenal di Tuban dan luar Tuban.
Peluang tersebut lantas dimanfaatkannya untuk membuka usaha aquarium ikan hias. Namun tidak hanya toko ikan hias biasa, Adit juga menjual ikan hias, udang hias, keong hias dan peralatan aquarium.
Juga aquarium custome size, hardscape bahan dan jadi. Kemudian substrat, dan jasa pembuatan aquascape, paludarium, vivarium, natural pond, minimalis pond, terrarium, enclosure dan lainnya.
"Sebenarnya sih, susahnya mungkin meyakinkan konsumen kalau aquascape itu tidak mudah tapi juga tidak susah kalau mau belajar dan memahami dan tidak semua aquascape itu mahal dan ribet," jelasnya.
Dengan modal awal sekitar Rp 120 juta, Adit membangun toko Dark Green Aquatic. Usaha tersebut lalu dikembangkan hingga seperti sekarang ini. Omzet per bulannya mampu mencapai Rp20-Rp50 juta.
Di toko miliknya, aquascape mulai dijual dengan harga Rp850 ribu. Harga yang dibanderol tergantung dari ukuran aquarium hingga desain yang ditampilkan. Sebab menurut Adit, dalam membuat aquascape yang dihargai tinggi adalah nilai estetikanya, dan kerumitan dalam membuatnya, serta komponen apa saja yang ada didalamnya. Bahkan tak jarang aquascape bisa dijual dengan harga lebih dari Rp20 juta.
"Harga variatif. Aquarium yang kita jual mulai Rp800 ribu sampai Rp20 juta. Ini bisa dikatakan mahal di jasa mendesain. Karena aquascape bukan hanya dinilai dari isi harga tanamannya, tapi jasa desainnya, “ tambahnya.
Dari tahun ke tahun Adit merasa antusias seni aquascape ini semakin meningkat. Hal tersebut ditunjukkan dengan maraknya bisnis aquascape di sejumlah wilayah khususnya kota-kota besar serta promosi yang dilakukan di sosial media.
Segmentasi pasarnya pun beragam, dari mahasiswa hingga pekerja kantoran. Bahkan pejabat pemerintah, serta lainnya.
"Alhamdulilah dari 2012 sampai sekarang antusiasnya meningkat terus. Tapi saat pandemi ini semuanya turun drastis. Penjualan bisa berkurang hampir 50 persen dan juga kondisi seperti ini membuat saya harus lebih memutar otak, bagaimana membuat pelanggan tertarik kembali," terangnya.
Ke depan, dirinya berharap kebijakan pemerintah pusat dan daerah dapat mendukung pekerja seni dan penyedia jasa seperti yang dirinya lakukan walaupun di masa pandemi.
"Semoga ke depan lebih baik lagi dan pemerintah lebih membuat kebijakan yang adil. Semenjak ada kayak gini kita jual dan sediakan pembatasan saat mengunjungi toko offline kita, dan menghimbau agar memantau di akun sosial media kita, promosi lewat sosial media, e-comers, dan lainnya ," tukasnya.
Dengan begitu, dirinya berharap usahanya tersebut bisa terus berkembang dan dapet menginspirasi anak muda lainnya untuk membuka usaha baik yang sejenis maupun usaha lainnya.
"Pahami dulu keahliannya apa, kalo yakin itu bisa dikomersilkan dalami dan langsung mulai dengan kalkulasi yang matang," tegasnya.[ulf/ono]