Reporter : Ali Imron
blokTuban.com - Gas dari Blok Bulu direncanakan akan dipasok untuk kebutuhan Kilang Pertamina Grass Root Refinery (GRR) Tuban. Sayangnya kadar Co2 dan N2 lumayan, sehingga komersialisasi Co2 dan N2-nya sedang dipikirkan.
Deputi Keuangan dan Monetisasi SKK Migas, Arief Setiawan Handoko mengatakan KrisEnergy selaku operator tengah mengevaluasi untuk pengembangan proyek di Lapangan Lengo.
"Terutama terkait pemrosesan gas, sehingga kadar CO2 dan N2 yang terdapat di lapangan tersebut dapat ditekan. Adapun ," kata Arief dilansir dari katadata.
Meskipun mengandung Co2 dan N2 yang cukup banyak, Arief memastikan pengembangan lapangan ini masih cukup ekonomis. Dikarenakan volume gas yang ada di Lapangan Lengo mencapai 70 juta standar kaki kubik per hari (MMscfd).
Lapangan gas di blok Bulu juga disebut awalnya ditargetkan beroperasi pada kuartal IV 2024 atau 2025. Karena proses pembangunan GGR Tuban diperkirakan molor ke tahun 2026, maka rencana onstream dari proyek tersebut juga ikut molor.
SKK Migas juga menyampaikan bahwa rencana pengembangan Lapangan Lengo di Blok Bulu hingga saat ini masih mandek pada pemrosesan gas. Hal ini karena gas dari blok ini mempunyai kandungan nitrogen oksida (NO2) yang cukup tinggi.
Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno mengatakan pengembangan lapangan gas di blok ini membutuhkan kalkulasi yang ekstra hati-hati. Perbedaan titik pemisahan maka akan berbeda pula material yang akan dipasang. Hal ini berpengaruh terhadap keekonomian secara umum.
"Gas dari Blok Bulu agak unik, yakni banyak nitrogennya jadi studi selain proses engineering-nya juga terkait dengan studi komersial dan lain-lain," sambung Julius.
Oleh karena itu SKK Migas terus mengevaluasi keekonomian proyek ini lantaran harga minyak mentah yang terus merangkak naik hingga menembus level US$ 70 per barel.
Sebagai informasi, Vice President Administration KrisEnergy, Florencia Ciska Brata pada tahun 2015 lalu menginformasikan bahwa penemuan Gas Lengo terletak di Kontrak Bagi Hasil Bulu (production sharing contract/PSC), yang diberikan oleh Pemerintah pada tahun 2003. PSC Bulu terdiri dari tiga wilayah yang berbeda yaitu Bulu A, B, C dan meliputi wilayah seluas 697 km2 di Laut Jawa Timur.
Penemuan lapangan gas Lengo terletak di area Bulu A. Penemuan tersebut terjadi pada tahun 2006 ketika tiga buah sumur yaitu sumur eksplorasi Lisah-1, Lengo-1 dan Liyun-1 dibor. Lisah-1 tercatat menunjukkan minyak dan gas shows, Lengo-1 ditemukan gas setebal interval 42 meter pada batuan karbonat Formasi Kujung I dan uji kandung lapisan menunjukkan aliran sebesar 12,9 juta kaki kubik per hari (mmcfd) pada tekanan kepala sumur.
Pada bulan April dan Mei 2013, KrisEnergy melakukan pemboran sumur appraisal Lengo-2, sekitar 3,3 km selatan Lengo-1, dan juga menemukan gas di Formasi Kujung I. Uji Kandung Lapisan pada interval 2.415 kaki hingga 2,485 kaki mengalirkan gas sebesar 4,3 mmcfd dengan aliran tekanan kepala sumur sebesar 587 psig.
Sedangkan uji kandung lapisan kedua antara 2.415 kaki hingga 2.511 kaki mengalirkan gas sebesar 21 mmcfd dengan aliran tekanan kepala sumur sebesar 487 psig. [ali/sas]