Nasib Ribuan CJH Tuban Belum Jelas

Reporter : Sri Wiyono

blokTuban.com – Sampai saat ini, nasib ribuan calon jamaah haji (CJH) di Kabupaten Tuban belum jelas. 

Mestinya tahun 2020 lalu memberangkatkan 1.298 CJH. Sedangkan untuk musim haji tahun 2021 ini berapa CJH yang akan berangkat belum dipastikan. Hanya pendaftar haji sejak Januari sampai Maret 2021 sudah tercatat 61 pendaftar.

‘’Pada 2018 memberangkatkan 878 jemaah, tahun 2019 sebanyak 928 jemaah dan tahun 2020 mestinya memberangkatkan 1.298 jemaah,’’ ujar Kepala Kemenag Tuban Sahid, Selasa (23/3/2021).

Dia menjelaskan, saat ini ribuan pendaftar masuk daftar tunggu. Pendaftar haji tahun 2019 sejumlah 4.995 pendaftar dan tahun 2020 sejumlah 4.076 pendaftar.

Berapa kuota CJH Indonesia yang akan berangkat tahun ini juga belum didapat. Pemerintah Arab Saudi belum menentukan jumlah kuota untuk negara Indonesia. Namun, persiapan pelaksanaan haji terus dilakukan.

Hal itu disampaikan Kepala Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur, Nurul Huda saat berada di Tuban, Selasa (23/3/2021). Kemenag Jawa Timur bahkan sudah mempersiapkan beberapa dokumen pemberangkatan haji. 

"Persiapan yang sudah dilakukan antara lain paspor dan lembar merah sudah di scan. Melakukan vaksin miningitis, dan saat ini sebagian tengah divaksin Covid-19, ‘’ ujar Nurul Huda di tengah Pembinaan dan Pengukuhan Pengurus DPD FK KBIHU se wilayah kerja (wilker) Bojonegoro, di Kemenag Tuban.

Meski belum jelas kuotanya, namun persiapan itu dilakukan agar jika sewaktu-waktu kegiatan haji dibuka kembali, bisa langsung berangkat. 

"Tinggal menunggu waktu yang ditentukan Arab Saudi, sampai saat ini Saudi belum memberikan statemen," imbuh pria asal Pacitan ini.

Ia juga berpesan kepada seluruh Kelompok Bimbingan Haji dan Umrah (KBIHU) yang hadir setelah dikukuhkan diharapkan segera bekerja, memiliki terobosan dan guyup rukun. 

"Semua permasalahan yang ada bisa diselesaikan bersama," katanya.

Dia menambahkan, jika ibadah haji dilaksanakan yang menjadi permasalahan adalah mengenai protokol kesehatan di masa pandemi dan pembagian kuota.

"Untuk prokes sebelum tiba di sana dilaksanakan isoman terlebih dahulu, pelaksanaan dibatasi hanya selama 5 hari untuk setiap kloter," tegasnya.

Satu kamar diisi 1 orang atau boleh diisi 4 orang dengan empat kamar mandi. Lebih lanjut ia 

"Kita tidak tahu kapan covid akan berlalu, pemerintah Indonesia sedang menunggu dan siap melaksanakan perintah selanjutnya," tandasnya.

Selain pembinaan dan pengukuhan  juga diserahkan SK operasional KBIHU se wilker Bojonegoro. Selain Kepala Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur, juga hadir Ketua Wilayah FK KBIHU Jatim, Kasi Bina Haji Reguler dan Advokasi Kanwil Kemenag Jatim Moh. Ersat.

Selain itu Kasi Penyelemggara Perjalanan Ibadah Umroh) dan  Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (achsun Zain serta Kasi Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kabupaten Tuban, Lamongan, Bojonegoro dan beberapa Kasi di Kemenag Tuban.

Sementara Ketua Wilayah FK KBIHU Jatim, KH. Shofwan mengatakan KBIHU merupakan mitra Kementerian Agama. Oleh karena itu diharapkan dengan hadirnya FK KBIHU dapat membantu memberikan kontribusi positif dalam hal pembinaan, edukasi dan pengarahan kepada anggotanya. 

Sehingga mampu memberikan kepastian pelayanan terbaik kepada masyarakat, khususnya jemaah calon haji dan umrah. 

"Selain itu FK KBIHU harus bisa menjalin hubungan yang harmonis dengan Kasi PHU," harapnya.[ono]