Kesalahan Keuangan yang Dilakukan Perempuan dan Cara Mengatasinya

Reporter: -

blokTuban.com - Jika berbicara soal keuangan, perempuan memang lebih peka daripada laki-laki. Namun, perempuan juga yang terkadang paling banyak melakukan kesalahan dalam hal keuangan.

Perempuan gampang 'khilaf' jika tergoda oleh diskon dan bahkan berani mengambil cicilan kartu kredit hanya demi sebuah tas atau sepatu impian. Dan karena godaan-godaan ini, tidak sedikit perempuan yang kesulitan mengatur keuangannya setiap bulan.

Ligwina Hananto, seorang Financial Trainer dari QM Training mengatakan bahwa kesalahan yang dilakukan perempuan dalam hal finansial adalah karena adanya kecenderungan terlalu bergantung pada orang lain, terutama kepada ayahnya atau suami.

“Kesalahan utama perempuan adalah tidak memperhatikan kondisi finansialnya sejak dini, mengandalkan laki-laki untuk menopang hidupnya (ayah lalu suami), dan tidak menyiapkan pensiun. Padahal banyak perempuan yang hidup lebih lama daripada pasangannya,” ungkap Ligwina Hananto kepada kumparanWOMAN, beberapa waktu lalu.

Menurutnya, sifat perempuan yang cenderung selalu mengandalkan laki-laki itu diibaratkan seperti pemikiran putri zaman dulu, di mana para putri selalu menunggu pangeran tampan yang datang untuk menyelamatkannya dari masalah apapun.

Pemikiran seperti itulah yang membuat perempuan kesulitan untuk mandiri secara finansial. Perempuan jadi berharap ada ayah atau suami yang akan membantu mereka jika nantinya keuangan tidak stabil.

Oleh karena itu, mulai sejak menjadi ‘first jobber’ di usia 20-an, penting sekali bagi perempuan untuk memiliki kemampuan untuk mengelola uang, agar tidak terjadi kesalahan-kesalahan fatal di kemudian hari.

Menurut penuturan Ligwina, ada empat pilar ‘Jagoan Finansial’ yang bisa diterapkan oleh perempuan muda agar terhindar dari kesalahan keuangan yang sering dilakukan. Simak ulasannya berikut ini.

1. Menghasilkan uang

Ada baiknya sejak muda perempuan harus berlatih untuk bisa menghasilkan uang sendiri, sehingga bisa merasakan sulitnya mencari uang agar nantinya bisa mengapresiasi uang yang sudah didapatkan.

“Jika suatu hari memutuskan berhenti bekerja, jadi ibu rumah tangga, Anda harus mempertahankan kemampuan mengelola keuangan itu. Jadi walau menjadi ibu rumah tangga, tetap bisa menghasilkan uang.”

2. Berbelanja

Jika pada umumnya orang menganggap berbelanja bisa memperburuk keuangan, Ligwina berpendapat sebaliknya. Menurutnya, berbelanja itu bisa mengajarkan seseorang untuk mengambil keputusan dengan informasi yang lengkap. Hal inilah yang akan melatih perempuan menjadi lebih bijak dalam menggunakan uangnya di masa yang akan datang.

3. Berbagi

Berbagi memang menjadi salah satu hal yang mulia. Tapi bukan berarti perempuan mau saja ketika dimanfaatkan orang lain sebagai ‘ATM berjalan’. Berbagi disini mengajarkan seseorang untuk terbiasa berempati dan juga mengerti tanggung jawab membantu orang lain.

“Kalau sudah mengapresiasi uang sendiri, tentu nantinya juga mengerti bahwa selain menolong diri sendiri, penting bagi kita untuk bisa menolong orang lain lebih lama.” Jika sudah paham soal konsep berbagi ini, berarti perempuan harus lebih berhati-hati dan bijak saat akan memberi bantuan finansial pada orang lain.

4. Menabung

“Semua pemboros di luar sana, dari kecil sudah diajari menabung, tetapi tidak diajari berbelanja. Harusnya, menabung itu beriringan dengan berbelanja, berbagi dan menghasilkan uang.”

Hal ini perlu dilakukan agar perempuan tidak hanya tahu pentingnya menabung, tetapi juga bisa lebih dewasa dan bijak saat ingin memakai uang tabungannya suatu saat nanti. Apabila menabung dan berbelanja tidak seimbang, maka keuangan bisa ludes begitu saja tanpa ada hasil yang jelas.

*Sumber: kumparan.com