Reporter : Ali Imron
blokTuban.com - Jumlah kematian bayi di tahun 2019 ditemukan sebanyak 129 kasus. Masih banyak ditemukan kematian bayi, walaupun jumlahnya setiap tahunnya menurun dan di bawah target, Senin (2/3/2020).
Dalam LKPJ Bupati Tuban akhir tahun anggaran 2019 dijelaskan, salah satu penyebab tingginya kasus BBLR di Kabupaten Tuban selama empat tahun terakhir disebabkan oleh meningkatnya kasus Bumil Kekurangan Energi Kalori (KEK).
Sejak tahun 2016 silam, kasus Bumil KEK yang tersebar di 20 kecamatan mencapai 1.349 Bumil, tahun 2017 ada 1.744 Bumil, tahun 2018 ada 1.922 Bumil, dan di 2019 ada 2.298 Bumil.
"Faktor penyebab tingginya kasus Bumil KEK di antaranya saat remaja putri status gizinya sudah KEK, karena diet yang salah sehingga menyebabkan anemia," tulis Bupati di LKPJ 2019.
Pada saat hamil, remaja putri yang menjadi calon ibu tidak mau meningkatkan asupan gizinya dan ada juga saat hamil hiperemesis atau muntah secara berlebihan sehinga gizinya kurang.
Sejak tahun 2017, upaya yang dilakukan Pemkab melalui Dinas Kesehatan mulai inovasi untuk menurunkan kematian bayi yaitu Persalinan Aman dan Tertata (Permata).
Ada beberapa kegiatan turunannya, yaitu melakukan rujukan persalinan prematur iminens (persalinan yang usia kehamilannya belum cukup 28-37 minggu dan diprakirakan berat badan bayi di bawah 2.500 gram). Tidak boleh ditolong di fasilitas pelayanan kesehatan primer, kasus tersebut harus dirujuk ke rumah sakit dalam keadaan bayi masih dalam kandungan.
Upaya lainnya melakukan stabilisasi sebelum merujuk kasus kegawatdaruratan pada bayi baru lahir. Penanganan asfiksia dan BBLR yang adekuat.
"Terakhir pelaksanaan Poned dan pelayanan ANC terpadu dan pelatihan driil emergency neotanal," tandas Bupati.
Perlu diketahui, Dinas Kesehatan selama 2019 memiliki anggaran Rp175.212.033.452,48 dan hanya terealisasi Rp139.127.529.776,36 atau 79,41%. [ali/lis]