Reporter : Ali Imron
blokTuban.com - Tinggi muka air (TMA) Sungai Bengawan Solo nyaris berstatus siaga hijau atau siaga satu. Warga Kabupaten Tuban yang bermukim di tepi sungai terpanjang di Pulau Jawa ini, bergegas menghadapi banjir.
Persiapan antisipasi bencana banjir nampak di Desa Sembungrejo, Kecamatan Plumpang. Ketua Hippa Sumber Makmur, Abdul Mukti mengatakan, persiapan yang dilakukan yaitu menaikkan dua buah dinamo listrik dan sebuah diesel yang menjadi alat irigasi pertanian.
"Kita takut kebanjiran sehingga diesel dan dinamo kita naikkan," tutur Abdul Mukti kepada blokTuban.com, Selasa (4/2/2020).
Mukti mengatakan, TMA sungai naik dalam tiga hari terakhir. Drastis naik pada Senin (3/2/2020) kemarin. Pengalaman waktu lalu, rumah induk tempat jaga dan penyimpanan alat terendam 1 meter.
Di Sembungrejo sendiri memiliki luas sawah 180 hektare. Pengairan sawah tersebut bersumber dari Sungai Bengawan Solo.
Rata-rata panen padi normal menghasilkan 200 Ton/tahun, dengan pendapatan 1,2 Miliar rupiah. Dalam satu tahun ada dua kali panen yaitu musim penghujan dan kemarau.
"Musim penghujan panen 180 ton per tahun, dan panen kemarau 2019 sebanyak 243 ton," imbuhnya.
Ditambahkan Mukti, saat musim penghujan justru turun hasil panen, karena ada 10 persen sawah yang tidak ditanami.
Data pengamatan TMA di wilayah SDJA III/3 tanggal 04 Februari 2020 Pukul 06.00 WIB elevasi Karang Nongko = 24.82 meter (m), Padangan = 20.58 m ( Q Out = 974.86 m3/dtk ), BG Bojonegoro ( SH : 15.50 m; SK : 16.50 m; SM : 17.50 m), Hulu = 14.68 m, dan Hilir = 13.70 m.
Bojonegoro = 11.79 m, dan Babat = 6.72 m. Untuk BG Babat ( SH : 6.50 m; SK : 7.00 m; SM : 7.50 m ) hulu = 6.30 m, dan hilir = 6.30 m. Laren = 4.43 m (siaga hijau), Karang Geneng = 3.59 m (siaga hijau). [ali/ono]