Reporter: Ali Imron
blokTuban.com – Monitoring dan evaluasi (monev) yang dilakukan terhadap program pemberdayaan masyarakat dari PT Semen Indonesia yang dijalankan Koalisi Perempuan Ronggolawe (KPR) dan Tim Monev CSR PT Semen Indonesia Pabrik Tuban membuka fakta tak enak.
Sebab, dalam monev yang dilakukan tim CRS Semen Indonesia bersama perwakilan lintas sektor tersebut, menemukan organisasi masyarakat setempat (OMS) atau kelompok penerima program belum bisa menjalankan program yang diberikan 100 persen. Padahal, waktu program tinggal sedikit.
Temuan itu didapat saat tim turun di Kecamatan Merakurak. Saat memonev di Dusun Koro, Desa Pongpongan tim yang terdiri dari perwakilan CSR Semen Indonesia, akademisi, anggota DPRD, media, perwakilan kecamatan dan desa tersebut mendatangi dua penerima manfaat. Yakni kelompok pembudidaya puyuh petelor dari OMS KUB FNKE dan ternak kambing dari OMS KAMI PEDULI tak sesuai harapan.
Saat tim mendatangi kelompok peternak puyuh petelor, tim hanya menemui bangunan kosong, meski terlihat baru dibangun. Mestinya di dalam ruangan ada kandang sekaligus puyuhnya seperti yang diajukan dalam pengajuan program. Namun, saat tim datang tidak ada isinya.
Pengurus kelompok saat ditanya mengakui usaha ternak puyuhnya belum ada. Karena puyuh yang akan diternak belum datang. Saat datang nanti, bersamaan kandang sekaligus puyuhnya. Penyebabnya, pengelola cukup kesulitan membeli bibit puyuh. Dana untuk kelompok ini Rp 28,5 juta.
Usai dari ternak puyuh, tim bergeser ke kelompok ternak kambing di dusun yang sama. Lagi-lagi tim menemukan ketidaksesuaian. Dalam proposal kelompok tersebut mengajukan permohonan bantuan untuk membeli 30 ekor kambing untuk dikembangkan.
Juga untuk membuat kandangnya Hanya, saat didatangi, di kandang hanya ada 5 ekor kambing. Kandang juga menggunakan kandang bekas milik program lainnya.
Kristiawan anggota Tim Monev dari unsur akademisi mengatakan, dia mencatat semua fakta yang dia dapat selama monev. Pada dua kelompok usaha yang belum bisa menjalankan programnya itu, dia memberi catatan khusus.
‘’Harusnya serius untuk mengerjakan program yang diberikan. Tentu kelompok seperti ini harus dievaluasi agar ke depan lebih baik,’’ katanya.
Hal senada disampaikan Ahmad Khamim anggota DPRD Kabupaten Tuban yang juga menjadi salah satu anggota tim monev. Dia mengaku eman melihat program tidak jalan seperti yang dia temui.
‘’Lebih baik diberikan pada yang lain yang lebih siap dan serius menjalankan program. Sangat eman, mestinya bisa untuk pemberdayaan, malah program tidak jadi dan gak selesai seperti itu,’’ keluhnya.
Terkait kondisi itu, Tabah selaku ketua OMS KUB FNKE yang programnya belum berjalan mengakui hal itu. Dia mengatakan, kesulitan mendatangkan bibit puyuh petelor. Hanya, dia menjanjikan dalam beberapa hari ini akan datang.
‘’Janjinya hari ini mau datang puyuhnya, semoga saja. Selain itu kami usul agar pencairan dana disegerakan menjadi pada bulan Juni atau maju lagi,’’ tandasnya.
Terpisah, Direktur KPR Nunuk Fauziyah membenarkan menemukan dua OMS yang belum sesuai target. Pekerjaan yang sudah jadi pun, seperti yang dia temukan di lapangan, hanya sekitar 25 persen.
‘’Tentu ini tak sesuai target kita. Akan kami evaluasi untuk bekal program selanjutnya, agar menjadi lebih baik,’’ tandasnya.
Dalam program ini, lanjut Nunuk, bantuan diberikan pada 267 OMS yang tersebar di 25 desa dari 3 kecamatan, yakni Kecamatan Kerek, Merakurak dan Jenu.
Sedangkan Manajer CSR Biro Humas dan CSR PT Semen Indonesia Siswanto mengatakan bahwa pemberdayaan sebagai panglima. Artinya, pemberdayaan masyarakat dalam berbagai bidang, menjadi garapan utama perusahaan untuk membantu mensejahterakan rakyat.
‘’Jadi, arahnya kita memang ke pemberdayaan masyarakat. Tentu ada evaluasi yang dilakukan dalam rangka ke depan yang lebih baik,’’ tegasnya.[ali/ono]
RALAT: berita ini mengalami perubahan judul dari "Monev, KPR Temukan Dua OMS Belum Sesuai Target" menjadi "Monev, tim CSR Semen Indonesia, Dua OMS Belum Sesuai Target" pada hari Senin (13/1/2020) 19.30 malam karena kesalahpahaman mengolah informasi. Mohon maaf, ralat ini dibuat pada Selasa (14/1/2020) pagi karena kelalaian yang dilakukan redaksi. Terima kasih atas masukan dan kritikan dari berbagai pihak yang disampaikan kepada redaksi.