TMA Bengawan Solo Tuban Mengacu Bojonegoro dan Babat

Reporter: M. Anang Febri

blokTuban.com - Sebagai wilayah langganan banjir kala musim penghujan tiba, daerah Kabupaten Tuban memiliki ketergantungan khusus akan wilayah Babat-Lamongan dan Bojonegoro.

Hal itu dikarenakan kontrol tinggi muka air (TMA) hanya ada di Babat dan Bojonegoro. Sedangkan Tuban hanya dilewati air dari aliran Sungai Bengawan Solo.

"Kondisi Tuban saat ini, TMA terus naik 
meskipun sempat turun sedikit beberapa waktu lalu. Tapi masih dibawah garis hijau,” ujar Kasi Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tuban, Taufik saat ditanya blokTuban.com mengenai kondisi terkini sungai Bengawan Solo di Tuban selatan, Jumat (3/1/2019).

Ditambahkan lagi, TMA terus naik secara signifikan karena musim penghujan sudah benar-benar datang. Demi mengantisipasi apabila TMA mendadak naik hingga menyebabkan banjir, anggota BPBD di Posko Rengel berkala lakukan monitoring serta komunikasi kepada Kepala Desa yang ada di wilayah bantaran.

"Karena TMA Tuban nggak bisa ukur. Acuannya Bojonegoro dan Babat. Tuban tidak ada. Kalau Bojonegoro siaga merah, sedangkan Babat airnya cepat turun, Tuban akan aman. Tapi kalau Bojonegoro di merah, sedangkan Babat tinggi dan air gak bisa keluar, Tuban selatan mengapung," lengkapnya.

Selebihnya pihaknya berharap agar tahun ini tak terjadi banjir yang besar. Meski memang sudah rutinitas, banjir kiriman dari luapan Bengawan Solo, dan Tuban jadi sasaran.

Adapun data yang dihimpun blokTuban.com melalui data pengamatan TMA wilayah SDJA III pukul 15.00 WIB tadi, menerangkan bahwa elevasi Karangnongko berada di 24.30 m, Padangan 20.02 m. Bendungan Gerak; hulu di 13.70 m, hilir 12.00 m. Sedangkan Bojonegoro 10.12 m, Babat 5.33 m, dan Bendungan Gerak Babat; hulu di angka 5.21 m, hilir 4.90 m. [feb/col]