Reporter: M. Anang Febri
blokTuban.com - Budidaya tanaman ale dianggap masih memiliki potensi bisnis yang menjanjikan. Bagaimana tidak, omzet yang didapat setiap bulannya dari budidaya tanaman ale itu berkisar Rp20 juta hingga Rp25 juta.
Maka dari itu M. Arif Rofiudin (23), salah satu Mahasiswa Universitas PGRI Ronggolawe (UNIROW) Tuban, asal Desa Plandirejo, Kecamatan Plumpang menikmati masa mudanya dengan menggeluti pertanian ale.
Pemuda yang akrab disapa Arif ini mengatakan, setiap harinya dia mampu menghasilkan tanaman ale sebanyak 100 kilogram yang kemudian didistribusikan ke sejumlah daerah, seperti Tuban, Lamongan dan Bojonegoro.
“Ale masih sangat menjanjikan, karena konsumsi masyarakat terhadap tanaman ini tidak banyak berkurang,” kata Arif saat ditemui di Desa Plandirejo, Kecamatan Plumpang, Selasa (17/12/2019).
Ia juga menyampaikan, meskipun memiliki potensi yang menjanjikan, pembudidayaan ale masih kurang diminati oleh masyarakat. Penyebabnya adalah bibit untuk budidaya tanaman ini masih sangat sulit didapatkan.
“Saya saja mendatangkan bibit ale ini dari luar daerah, seperti Bali, Banyuwangi, Bondowoso, Papua dan daerah-daerah lainnya,” ungkapnya.
Menurutnya, minimnya ketersediaan bibit ale di daerahnya lantaran populasi pohon klampis yang terus mengalami penurunan. Belum lagi banyak yang tidak tahu menahu soal tanaman ale ini.
Arif menjelaskan, budidaya tanaman ale sebenarnya masih cukup mudah. Dari proses tanam hingga panen jenjang waktunya satu minggu. Apalagi, media tanamnya tidak membutuhkan lahan yang luas.
“Saya menanam dengan menggunakan bak mandi, dari tanam sampai panen cuma butuh waktu seminggu,” tandasnya.
Berkaitan dengan hal itu, Arif berharap kepada masyarakat khususnya bagi generasi muda, untuk mulai melakukan budidaya pertanian ale. Apalagi, ia menganggap bahwa saat ini bisnis pertanian masih memiliki potensi yang menjanjikan.
“Ayo generasi muda jangan ragu untuk bergelut menjadi petani, bisnis pertanian masih menjanjikan,” seru Arif mengajak. [feb/col]