Reporter: Ali Imron
blokTuban.com - Ahmad Dani Prasetyo masih terbaring kesakitan di Puskesmas Plumpang. Bocah yang duduk di bangku Kelas 5 SDN Sumberagung 1, merupakan salah satu korban limbah abu panas misterius.
Kedua tangan dan kakinya terbakar lantaran terkena abu panas yang sengaja dibuang oleh oknum di tepi jalan Provinsi ikut Desa Sumberagung, Kecamatan Plumpang, Kabupaten Tuban. Belum diketahui jenis abu panas itu, tapi tercatat sudah ada dua anak yang kulitnya terbakar.
Insiden yang dialami Ahmad Dani terjadi sepulang mengikuti ekstra pramuka dari sekolahnya, Selasa (10/9/2019) lalu. Sehari-sehari, dia naik kendaraan setiap pulang pergi sekolah bersama kawannya dari Desa Gesing, Kecamatan Semanding menuju Desa Sumberagung, Plumpang.
Waktu itu lama tak ada kendaraan lewat, akhirnya ramai-ramai jalan kaki. Tiba di dekat gundukan abu panas, Dani langsung bermain. Gundukan itu dikira pasir karena warnanya hitam kemerahan.
Dalam hitungan detik, Dani meringis kesakitan karena kakinya terbakar. Dia pun terjatuh dan kedua tangannya menahan tubuhnya dan juga ikut terbakar.
"Dikira panas biasa, temannya langsung menyiram kaki Dani dengan air," kata ibu Dani, Sulastri ketika ditemui reporter blokTuban.com di samping putranya, Kamis (12/9/2019).
Air tak membuat Dani berhenti menangis. Ibunya pun panik dan langsung membawa putranya ke Puskesmas setempat. Saat dicek, kaos kaki yang dikenakan anaknya sudah lengket dengan sepatunya.
Sulastri dengan sabar menenangkan anaknya, yang selalu menangis menahan luka bakar. Sambil memegang kipas, dia menunjuk luka bagian kaki dan tangan anaknya.
"Sekarang hari ketiga Dani dirawat di puskesmas," terangnya.
Dani selama di Puskesmas Plumpang ditangani Dokter Imam Zarkasi. Dokter menduga pasiennya terkena serbuk batu bara. Kendati demikian, butuh memastikan lagi apakah limbah abu panas itu batubara atau yang lain.
Selama ini Imam telah menangani beragam kasus luka bakar. Penyebabnya pun bervariasi, ada yang tersiram kuah bakso dan kali ini terkena abu panas.
"Untuk luka bakar yang dialami Dani kurang lebih 10 sampai 20 persen," tegasnya.
Beberapa hari ke depan, Dani akan tetap dirawat di puskesmas sembari dilakukan observasi. Apabila kondisi pasien anak belum membaik, akan segera dirujuk ke RSUD dr. Koesma Tuban.
"Kita observasi dulu," imbuh Imam.
Keberadaan limbah abu panas di wilayahnya dibenarkan Kepala Desa Sumberagung, Sunarto. Data terakhir, buangan limbah tersebar di tiga titik. Dua di Dusun Sundulan dekat pemukiman, dan satu gundukan limbah di Dusun Ngembes sekitar hutan.
Pemdes mengaku tidak tahu menahu siapa oknum yang sengaja membuang limbah abu panas di wilayahnya. Waktu pembuangannya pun juga masih jadi teka-teki, karena tidak ada satupun warga yang mengetahui.
"Kalau warga tidak ada yang tahu. Diprakirakan buangnya malam hari," sambung Sunarto yang ditemui di balai desa.
Limbah abu panas yang membakar Dani, keberadaannya diprakirakan sudah tiga pekan. Awalnya dikira hanya pasir biasa, karena warnanya hitam. Lama-kelamaan terkena sinar matahari, debu berubah jadi panas. Saat malam hari disiram air, dingin kembali.
Pemdes sangat terpukul, adanya korban dua anak. Korban pertama hanya luka ringan. Yang terakhir Dani cukup parah. Solusi terbaik supaya tidak memakan korban, limbah harus dipindah ke tempat yang lebih aman.
Jika limbah abu panas di tepi jalan baru tiga pekan, berbeda dengan di lokasi lain. Tepatnya di Dusun Sundulan persis berada di dekat rumah Siti Kasiatun. Nenek lansia itu, mengaku limbah abu panas sudah ada tiga bulan yang lalu.
"Saya mendirikan rumah dua bulan terakhir. Sebelum itu, limbah abu panas sudah ada lebih dulu," bebernya.
Kasiatun memiliki cerita lain mengenai limbah abu ini. Pernah ketika sedang membersihkan semak di samping rumahnya, api langsung menyambar limbah abu. Saat disiram air, api justru membesar. Sejak saat itu, Kasiatun tak berani bakar-bakar dekat limbah abu panas.
Yang membuat hatinya menangis, saat ada salah satu anak sedang bermain layang-layang di sekitar lingkungannya. Tanpa tahu itu abu panas, si anak langsung menginjaknya.
"Kakinya waktu itu terbakar. Sempat tak kasih salep," tambahnya.
Limbah abu panas yang mengancam keselamatan anak-anak langsung disikapi Polsek Plumpang. Saat dikonfirmasi, Kapolsek Plumpang, AKP. Budi Friyanto langsung menerjunkan anggotanya ke lokasi setelah ada laporan.
"Lokasi gundukan limbah abu panas saat ini digaris polisi dan dikasih tulisan berbahaya jika diinjak," tegasnya.
AKP Budi saat ini sedang menyelidiki siapa oknum pembuang limbah berbahaya di wilayahnya itu. Sekaligus jenis abu tersebut. Tidak menutup kemungkinan, kasus ini akan dilimpahkan di Mapolres Tuban. [ali/rom]