Reporter : Ali Imron
blokTuban.com - Bertepatan dengan Dirgahayu RI ke-74, PT Pertamina (Persero) memberikan sinyal jika kondisi lapangan sudah mendukung dilakukannya Groundbreaking Kilang Tuban. Apakah peletakan batu pertama tahun 2018 atau 2019, tinggal menunggu kesiapan Presiden Joko Widodo beserta para menterinya.
"Intinya kami yang di lapangan sudah siap," Kata SVP Project Execution Pertamina, Amir Sihagian kepada blokTuban.com di Kecamatan Jenu.
Amir menegaskan jika saat ini sedang proses enginering. Statmen Amir dikuatkan Projek manager PT Patra Badak Arun Solusi, Stefenson Sinuhaji selaku pihak yang ditunjuk sebagai kontraktor pelaksana land clearing, mengaku melibatkan 135 pekerja dan 90 persen warga lokal. Ada dua titik pekerjaan di lahan KLHK, yaitu land clearing dan helipad.
‘’Keseluruhan ada 7.000 meter persegi lahan yang disiapkan," terangnya.
Ditegaskan oleh Amir, rencananya tahun 2025 proyek Kilang Tuban ditarget sudah beroperasi memproduksi BBM. Sebanyak 30 sampai 50 persen minyak mentahnya akan dipasok dari Rusia. Sisanya didatangkan dari Afrika dan Indonesia.
Perkiraan produk BBM yang nanti akan dihasilkan GRR Tuban adalah gasoline sebesar 80 ribu barel per hari, Solar 99 ribu barel per hari, dan Avtur 26 ribu barel per hari. Untuk produk baru petrokimia adalah polipropilen 1,3 juta ton per tahun, polietilen 0,65 juta ton per tahun, stirena 0,5 juta ton per tahun dan paraksilen 1,3 juta ton per tahun.
"Pertamina juga telah menggulirkan program beasiswa kepada 21 peserta asal Kecamatan Jenu. Mereka dikuliahkan supaya kelak bisa ikut berpartisipasi di Kilang termodern di Indonesia," tambahnya.
Lebih dari itu, selama 3 tahun Pertamina kurang lebih mengeluarkan Rp2,8 Miliar untuk makan, kos, laundry dan pendidikan kuliah 21 peserta. Data Penerima beasiswa meliputi, 10 dari Wadung, 7 Sumurgeneng, 1 Rawasan, 1 Mentoso, dan 2 Kaliuntu. [ali/ito]