Reporter : Ali Imron
blokTuban.com - Kegiatan seismik 3D Pertamina Hulu Energi Tuban East Java (PHE TEJ) saat ini mendapat penolakan dari warga pemilik lahan Desa Padasan, Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban. Warga menolak lahannya dipasangi patok seismik yang nantinya akan dibor.
Perwakilan warga Padasan, David mengungkapkan, pada tanggal 18 Juli 2019 lalu dirinya diundang ke balai desa setempat untuk ikut sosialisasi seismik 3D. Panjang lebar penjelasan dari PT Elnusa, pihaknya kemudian menolak lahannya dibor.
"Karena waktu tanya Humas Elnusa cuma mau ganti rugi tanam tumbuh," kata David ketika dihubungi blokTuban.com, Senin (5/8/2019).
David juga menilai, seismik di musim kemarau jelas menguntungkan anak perusahaan plat merah Pertamina. Karena jelas tidak ada tanaman yang bakal diganti. Dengan kata lain PHE ingin mencari data minyak dan gas gratis.
Jebolan aktifis mahasiswa itu menegaskan, jika lahan miliknya yang pasangi patok berstatus Sertifikat Hak Milik (SHM). Bagi lahan yang sudah dibor, diminta untuk ada kompensasi.
"Saya pikir dampak puluhan tahun ke depannya unsur hara tanah juga tidak bagus," ujarnya berapi-api.
Dikonfirmasi terpisah, Humas PHE Eko Broto bakal menyampaikan aspirasi warga Padasan ke pengambil kebijakan. Gejolak di Padasan sangat disayangkan, dan tim di lapangan akan berkomunikasi lebih baik dengan warga.
"Komunikasi tim harus memahami kearifan lokal dan itu yang selama ini kami tekankan," paparnya.
Eko Broto tampak serius menyikapi aspirasi warga Padasan. Beberapa waktu kemudian Tim Seismik langsung ke lapangan berkomunikasi dengan warga, untuk mencari solusi terbaik. [ali/lis]