Reporter: M. Anang Febri
blokTuban.com - Memasuki awal Bulan Agustus 2019 yang dianggap sebagai puncak musim kemarau, kebutuhan air bersih dan sanitasi masyarakat Kabupetan Tuban rata-rata cukup terjaga dengan baik. Hanya saja, ada sejumlah kawasan yang minim sanitasi.
Berbicara soal sanitasi, tentunya punya keterkaitan kuat yang berhubungan dengan tingkat perilaku masyarakat dan aspek ekonomi pada lingkungan ataupun kawasan itu sendiri.
Hal itu dituturkan oleh Juli Eee Wibowo selaku Kepala Bidang (Kabid) Air Minum dan Sanitasi, Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Pemukiman (PRKP) Kabupaten Tuban.
"Bahkan untuk mengukur tingkat kemiskinan orang, bisa dilihat dengan keadaan akses air minum dan akses sanitasi," ungkap Juli.
Menurutnya, ketika kedua pelayanan dasar itu tak tercukupi, sudah dipastikan orang itu ada pada garis kemiskinan. Saat ditanya soal wilayah kecamatan mana yang masih minim aspek sanitasi, ia menjawab Kecamatan Senori.
"Daerah paling minim sanitasi, kawasan Senori. Karena air baku yang sangat kurang," jelasnya kepada blokTuban.com.
Secara umum, daerah Kabupaten Tuban sendiri memiliki predikat air permukaan yang susah. Sehingga tak heran jika mayoritas masyarakat, apalagi Senori, hanya mengandalkan air bawah tanah.
Selain itu kualitas air pun tidak sama. Ada yang mengandung parameter kimia, besi, kadar kekeruhan tinggi, kandungan belerang, dan lain sebagainya.
"Ini membutuhkan sebuah teknologi untuk pengolahan menurunkan kadar kimia. Mungkin ada sistem aerasi, screening, filterisasi, sistem pengendapan, sampai klorinasi jika perlu," tandasnya memaparkan solusi. [feb/col]