Reporter: M. Anang Febri
blokTuban.com - Demi memberikan pemahaman kepada masyarakat beserta pemangku desa yang dilalui jalur pipa minyak dari Lapangan Banyu Urip, ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) bekerja sama dengan Yayasan Sedulur Pena (YSP) melakukan sosialisasi keamanan dan keselamatan jalur pipa minyak.
Kegiatan yang dipusatkan di Pendopo Kecamatan Soko tersebut, melibatkan para pemangku desa yang dilalui jalur pipa, yakni Desa Simo, Sokosari, Mentoro, Bangunrejo, Sumurcinde, Jegulo, dan Desa Nguruan. Adapun perwakilan dari Pilar Kecamatan, Camat Soko, Polsek Soko, Koramil Soko, juga perwakilan dari Kalakhar Pam Obvit Polda Jatim, yang mengikuti sosialisasi dalam bentuk diskusi tersebut.
Camat Soko, Suwito dalam sambutannya mengungkapkan bahwa pentingnya sosialisasi keselamatan dan keamanan jalur pipa kepada masyarakat ini dimaksudkan agar warga masyarakat, khusunya pemangku desa yang dilalui jalur pipa dapat mengetahui tentang aktivitas yang diperbolehkan maupun yang tidak diperkenankan di sekitar area jalur pipa
Pada kenyataanya dari Eks pemilik lahan yang dilalui jalur pipa, masih menggunakan lahan untuk tanam pada saat musim tanam sedang berlangsung tanpa mengetahui keadaan bagaiman safety yang harus dilakukan.
"Inilah yang nanti perlu dimengerti oleh Pemerintah Desa supaya disampaikan kepada masyarakat. Agar bisa menerjemahkan dan menjelaskan hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan pada tanah yang di dalamnya ada pipa minyak," kata Suwito yang sesudahnya resmi membuka acara.
Kaitannya dengan pipa negara, sambung Camat, harus benar-benar dipahami oleh masyarakat sekitar desa-desa yang dilalui jalur pipa. Agar masyarakat tidak melanggar dan tidak membahayakan keamanan jalur pipa.
Adapun potensi bahaya yang seringkali disampaikan, sampai saat ini belum ada. Kendati begitu dari Pemdes diharapkan bisa memberikan pemahaman yang baik dan benar kepada masyarakat, supaya tak terjadi hal-hal yang tak diinginkan.
Perwakilan dari EMCL, Andi Widianto memberikan pengenalan terkait operasi kerja EMCL yang ada di Lapangan Banyu Urip. Dalam proses pekerjaannya, ada 5 divisi yang dioptimalkan masing-masing agar mendukung kesuksesan kerja dari pada EMCL.
Devisi 1 untuk membangun fasilitas, Devisi 2 untuk membangun jalur pipa darat yang melintasi desa-desa, Devisi 3 untuk pengerjaan pipa bawah laut. Sedangkan Devisi 4, bekerja untuk pembangunan kapal penampung minyak, dan Devisi 5 bekerja dalam pembangunan infrastruktur.
Dari semua itu, tingkat keselamatan bekerja sudah berkelas dunia. Terbukti dengan tidak ada insiden yang tercatat selama proses pekerjaan. Keandalan fasilitas pekerjaan yang bagus, uptime 99% memberi dampak pada
"Sedangakan sosialisasi keselamatan jalur pipa nanti yang akan disampaikan oleh rekan YSP, diharapkan dapat menciptakan pekerja dengan aman untuk pekerja, untuk masyarakat, dan juga lingkungan," Papar Andi.
Keamanam dan kselamatan jalur pipa tentu ada pengaruh besar terhadap capaian produksi. Terbukti, dari total produksi sampai saat ini, Lapangan Banyu Urip menjadi produsen nomor 1 di Indonesia.
"Produksi gross hingga Mei 2019 sudah 220,2 kBD dibandingkan target APBN 216,0 kBD yang lebih dari 25% minyak Nasional menjadi produsen minyak nomor 1," jelasnya lagi.
Sementara itu Muslimin selaku Manager ROW YSP, yang merupakan mitra kerja EMCL menyatakan, bahwa pihaknya berkewajiban melakukan sosialisasi dan kampanye kepada masyarakat sekitar jalur pipa secara kontinus, agar pemahaman dan pengetahuan masyarakat tentang keselamatan jalur pipa lebih terjaga dengan koordinasi yang kuat.
Kegiatan semacam ini nantinya bakal diadakan pula di kawasan Kecamatan Rengel, Plumpang, dan Kecamatan Palang, berikut Dinas-Dinas terkait lainnya yang ada di Kabupaten Tuban.
Tujuan sosialisasi keamanan dan keselamatan jalur pipa yang sering digalakkan, padahal sudah tertanam sejak tahun 2012 dan tetap dilakukan sampai saat ini, adalah komitmen nyata untuk menjaga keselamatan bersama.
Data meeting dan survei tentang struktur pipa, menunjukkan spek lebar 12 meter, dan diantaranya ada beberapa patok penanda. Struktur tersebut juga diikuti dengan kabel optik berjarak lebih dangkal dari pada pipa minyak, yang mana rawan rusak jika tak dilakukan penanganan dengan baik.
"Patok tanda, dan papan tanda bahaya itu penting. Walaupun terlihat sepele, akan mengganggu keselamatan jalur pipa jika tak diperhatikan dengan baik," ujarnya.
Adapun yang perlu diperhatikan soal keselamatan jalur pipa oleh petani maupun masyarakat sekitar, yakni bekas pembakaran sampah yang biasanya didominasi oleh limbah pertanian, dibakar dan dilakukan berulang, akan membahayakan keamanan jalur pipa.
Selain itu pohon keras yang tumbuh liar, maupun sengaja ditanam dekat area jalur pipa, diharapkan dapat dikoordinasikan dengan baik. Yang tertanam dengan sengaja, diharapkan tak lagi ditanam. Sedangkan keberadaan pohon liar, kiranya dari Pemdes bisa menginformasikan pihak keselamatan jalur pipa. Baik kepada security penjaga, humas EMCL, maupun lainnya.
"Harapan kita setelah ini ada feedback terkait keselamatan jalur pipa. Bisa tentang pengolahan lahan jalur pipa, antisipasi, maupun koordinasi. Mengingat panjang jalur pipa di Tuban dan Bojonegoro itu lebih panjang di Tuban. 42 Km di Tuban, dan 30 Km di Bojonegoro," pungkasnya yang kemudian disambung dengan sesi tanya jawab diskusi bersama. [feb/ito].
EMCL Berikan Sosialisasi Jalur Pipa Minyak ke Desa Sekitar Kecamatan Soko
5 Comments
1.230x view