Reporter: Khoirul Huda
blokTuban.com - Setiap Bulan Ramadan, Yayasan Mabarot Sunan Bonang Tuban selalu menyajikan hidangan Bubur Suro atau Bubur Harisah untuk ta'jil berbuka puasa bagi warga setempat.
Seperti halnya Bulan Ramadan tahun ini, Yayasan Mabarot Sunan Bonang kembali menyajikan hidangan Bubur Suro, yang dimasak di sudut halaman Masjid Astana Sunan Bonang turut Kelurahan Kutorejo, Kecamatan Tuban kota.
Pantauan blokTuban.com, menjelang datangnya waktu berbuka puasa, puluhan anak-anak dan orang dewasa saling berebut untuk mendapatkan bubur peninggalan Sunan Bonang tersebut.
Menurut penuturan Koordinator Lapangan Yayasan Mabarot Sunan Bonang, Ikhwan, bubur dengan rasa pedas dan gurih tersebut di masak di dua wajan yang terbuat dari kuningan mulai pukul 13.00 WIB. Setelah melalui proses masak selama tiga jam, kemudian bubur tersebut didiamkan terlebih dahulu sebelum dibagikan.
"Proses masak butuh waktu sampai tiga jam," terang Ikhwan Koordinator Lapangan Yayasan Mabarot Sunan Bonang, Selasa(7/5/2019).
Lebih lanjut, Ikhwan mengungkapkan, jika rasa bubur ini tidak berbeda dengan zaman Sunan Bonang dahulu. Sebab, resep yang digunakan dalam pembuatan bubur ini adalah resep turun-temurun.
Selain resep turun temurun, takaran bahan dasar yang digunakan untuk membuat juga tidak berubah, seperti halnya bumbu gulai, beras 25 kilogram, 6 kilogram daging sapi, 10 kilogram balungan, dan 10 kelapa untuk dua wajan.
"Bubur suro ini merupakan peninggalan Sunan Bonang, dan menjadi tradisi saat Ramadan," jelas Ikhwan.
Diketahui, Bubur Suro ini merupakan hidangan di zaman Sunan Bonang yang sudah ada sejak sekitar tahun 1.500 Masehi. Untuk pembagian Bubur Suro merupakan bentuk kesederhanaan Sunan Bonan kepada warga setempat. [hud/col]