Tradisi 'Pleret', Bentuk Syukur Berkah Tanaman Padi

Reporter: M. Anang Febri

blokTuban.com - Wujud syukur atas berkah pada musim tanam padi, petani di Desa Bangunrejo, Kecamatan Soko, Kabupaten Tuban, mengadakan tradisi syukuran atau 'Pleretan', Jumat (22/2/2019). Pleretan pada tahun ini, sesuai penanggalan Jawa, jatuh pada Jumat Pon.

Sejumlah warga yang memiliki garapan padi, pada hari ke-40 selepas musim tanam mengadakan syukuran Pleret. Tradisi ini sudah berlangsung secara turun temurun sejak nenek moyang terdahulu, bertepatan ketika padi mulai berisi.

Tokoh masyarakat setempat, Karsono menuturkan, tradisi Pleret bertujuan untuk mengirimkan syukur ke pada Tuhan. Selain itu supaya terhindar dari segala jenis penyakit tanaman hingga panen nanti.

"Harapannya agar hasil panen padi mendapatkan berkah dan melimpah," ujar pria yang berprofesi sebagai guru tersebut.

Pleret merupakan sejenis panganan tradisional yang berbahan dasar beras. Yang merupakan simbol dari Sri atau padi. Mula-mula beras digiling dijadikan tepung dan diolah sedemikian rupa, hingga menghasilkan bentuk menyerupai kelopak bunga mawar. Tidak lupa makanan yang serupa bunga tersebut memiliki aneka warna cerah nan apik.

Warga lainnya, Yasemi (58) yang turut hadir dalam syukuran tersebut membawa senampan Pleret dan ada juga bermacam makanan lain. Di antaranya nasi kuning, nasi uduk, nasi tumpeng dan lauk pauk.

"Setelah dibacakan do'a akan saling bertukar isi nampan. Sebagian (Pleret) nanti akan dibuang ke sawah masing-masing," ujar perempuan ini dengan logat Bahasa Jawa.

Syukuran Pleretan digelar secara sederhana di musala desa setempat. Setiap warga yang datang membawa masing-masing nampan berisi Pleret dan makanan lain. Acara diadakan pada siang hari selepas Jumatan dan berlangsung secara guyub rukun. [feb/rom]