Reporter: -
blokTuban.com - Di era digital ini, bukan hanya orangtua yang piawai menggunakan layar komputer atau ponsel, anak-anak pun sudah akrab dengan fungsi dari perangkat teknologi. Generasi yang lahir sejak perkembangan teknologi ini disebut juga dengan digital native.
Walau kita tidak mungkin mengisolasi anak dari kemajuan teknologi, namun sebagai orangtua kita wajib memberikan pengawasan dan pembatasan.
Menurut dr. Buti A.Azhali, Sp.A, kemajuan teknologi telah memengaruhi anak, mulai dari cara bermain, gaya belajar, hingga interaksi sosial.
Jika penggunaan gawai pada anak tidak dibatasi, bisa berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mentalnya.
"Gangguan fisik pada anak pun dapat terjadi. Misalnya pola tidur berubah, gangguan penglihatan, obesitas, bahkan berpnegaruh pada tumbuh kembangnya," katanya dalam seminar "Membesarkan Anak Zaman Now: Gadget vs Engklek" yang diadakan oleh Podomoro Park, di Bandung (30/9).
Pada bayi, penggunaan gawai berlebihan bisa menyebabkan keterlambatan bicara (speech delay).
"Pemakaian gawai dapat menghilangkan puluhan bahkan ratusan kosakata baru yang dapat anak pelajari," kata Buti.
Ia menambahkan, berbeda ketika anak diajak bicara oleh orangtua.
"Anak yang sering diajak bicara oleh orangtua memiliki kemampuan mengolah kata yang lebih baik dan skill verbal juga tinggi," katanya.
Main di luar
Anak-anak seharusnya diajak untuk banyak bermain dan mengeksplorasi lingkungan sekitar.
Sayangnya, anak-anak dan remaja saat ini lebih suka mengunduh aneka film, lagu, dan permaianan dari gawai, ketimbang bermain di luar.
Permainan yang mengajak tubuh bergerak akan mengasah kekuatan fisik, keseimbangan, dan kontrol tubuh.
Menurut ahli psikologi anak Seto Mulyadi, bermain dengan teman sebaya di sekitar juga akan melatih kemampuan anak bersosialiasi sehingga anak akan mudah menyesuaikan diri saat dewasa.
"Berinteraksi dengan teman sebaya juga dapat melatih interpersonal skill," katanya dalam acara yang sama.
Namun, kendala lahan di luar ruangan yang dapat digunakan untuk bermain sering menjadi hambatan tersendiri.
Berbeda dengan kondisi lingkungan dahulu di era 80-90an, sat di sekitar rumah masih banyak area terbuka untuk anak bisa bermain dengan teman-temannya.
Untuk itu saat ini perumahan yang memiliki area terbuka luas menjadi idaman para orangtua muda.
Menurut Assitant GM Marketing Podomoro Park, Tedi Guswana, huian dengan konsep ruang terbuka luas dan juga aman kini menarik antusiasme pasar.
Saat ini Podomoro Park Bandung menghadirkan ruang terbuka hijau dengan komposisi mencapai 50 persen dari luas kawasan.
"Kami ingin mewujudkan hunian yang nyaman, aman, dan lingkungan yang sehat, terutama bagi anak-anak," katanya dalam acara tersebut.
Pada kesempatan yang sama, diluncurkan juga buku cerita anak berjudul "Moro Beruang Kecil dan Rumah Barunya", untuk mendukung budaya membaca melalui buku berbentuk fisik.
*Sumber: kompas.com
Yuk, Ajak 'Si Digital Native' Main Bebas di Alam Terbuka
5 Comments
1.230x view