Reporter: Sri Wiyono
blokTuban.com – Jalur pipa darat yang mengalirkan minyak dari Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu di Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro hingga Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban adalah aset negera yang harus dijaga. Sebab, produksi minyak Indonesia sangat tergantung minyak hasil produksi tersebut.
Menyadari pentingnya menjaga keselamatan dan keamanan jalur pipa ini, warga masyarakat sepanjang jalur pipa membentuk Relawan Keselamatan Jalur Pipa (ReKJaP). Pembentukan relawan ini dimulai dengan Pelatihan dan Pembekalan Relawan Keselamatan Jalur Pipa pada Selasa (2/10/2018).
Kegiatan ini bagian dari Program Sosialisasi dan Kampanye Keselamatan Fasilitas Migas Kepada Masyarakat Sepanjang Jalur Pipa yang diinisiasi operator Lapangan Banyu Urip, ExxonMobil Cepu Limited (EMCL).
EMCL yang bekerjasama Yayasan Sedulur Pena (YSP) membina dan mengembangkan partisipasi aktif warga dengan melakukan koordinasi rutin dan pendampingan. Melalui pendampingan, warga dari 56 desa yang ada di 11 kecamatan wilayah Kabupaten Bojonegoro dan Tuban, diharapkan memiliki pengetahuan yang cukup mengenai apa saja yang harus dilakukan dan dihindari.
EMCL bersama YSP juga melakukan komunikasi dan koordinasi dengan Forpimka, Pemerintahan Desa, tokoh agama serta elemen masyarakat setempat.
“Hari ini dan besok digelar pelatihan relawan yang berjumlah 35 orang yang mewakili desa-desa di jalur pipa,” kata Ketua Yasasan Sedulur Pena (YSP), M. Nur Muharrom di Wisma Toyoaji, Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro.
Dia menuturkan, pada pelatihan ini peserta dibekali berbagai pengetahuan tentang kerelawanan, keselamatan jalur pipa dan pemberdayaan masyarakat.
Sementara itu, perwakilan EMCL, Ichwan Arifin memberikan apresiasi tinggi kepada masyarakat yang telah turut serta dalam menyukseskan proyek negara di Lapangan Banyu Urip. Apalagi jalur pipa menjadi sangat penting untuk dijaga karena berdekatan dengan masyarakat.
“Hari ini kami bangga, banyak masyarakat yang peduli dan rela menjadi pelopor keselamatan jalur pipa di tingkat desa,” jelasnya.
Ichwan menambahkan, keberadaan pipa minyak yang memanjang di darat sepanjang 72 kilometer dari Desa Mojodelik, Kecamatan Gayam, Bojonegoro, hingga Desa Karangagung, Kecamatan Palang, Tuban, telah didesain dengan teknologi tinggi. Pipa tersebut tertanam sedalam 1,5 meter di dalam tanah. Namun, masih tetap perlu untuk dijaga bersama-sama.
“Misalnya, jangan sampai ada kegiatan yang bisa merusak pipa dan membahayakan masyarakat. Seperti menanam pohon berakar panjang, mendirikan bangunan, atau bahkan kendaraan maupun alat berat melaksanakan aktivitas di jalur pipa,” pungkasnya. [ono/ito]