Reporter: M. Anang Febri
blokTuban.com - Seiring pesatnya perkembangan zaman dan kemajuan teknologi, hal-hal berbau tradisional pun perlahan tergeser oleh modernisasi kekinian. Sama halnya dengan nasib mainan anak-anak tempo dulu yang amat digandrungi pada masanya, seperti halnya mainan Perahu Ethek ini.
Mainan tersebut dibuat dan dibentuk dari lembar plat besi jenis 'seng', dan dapat menyusuri air menggunakan alat manual tradisi juga, yakni kapas yang sebelumnya dibasahi minyak kelapa sebagai pemantik nyala api supaya membakar wadah motorik dan bergerak mendorong alat mesin sederhan itu semakin jarang ditemui keberadaannya beserta si penjual.
Namun begitu, tim blokTuban.com berkesempatan menjumpai salah pedagang mainan perahu Ethek dalam sebuah event keraian di Kecamatan Soko.
Pedagang mainan Perahu Ethek tersebut adalah Utomo. Lelaki asal Bandung Jawa Barat itu juga mengakui, bahwa semakin hari jumlah peminat dan pedagang mainan tempo dilu itu semakin berkurang. Hampir di sejumlah tempat keramaian yang didatanginya, hanya dia yang berjualan perahu mainan.
"Dari peminat, atau memang zamannya sudah beda mungkin. Makanya, keberadaan mainan dan pedagangnya juga jarang ditemui," ungkapnya.
Lebih lanjut, lelaki yang telah menjajakan mainan tradisional lebih dari 5 tahun tadi menbahkan, di sekitar wilayah Kabupaten Tuban, Bononegoro dan sekitarnya belum ada perajin yang membuat perahu unik tersebut. Malah-malah, jikalau stok barang dagangan mulai menipis, dia harus belanja dan memesan langsung mainan perahu dari Bandung.
"Sekitar sini nggak ada produksi. Kalau habis ya belanja, di Bandung," katanya.
Dalam keseharian menjajakan mainan, dia selalu beredar dari satu tempat ke tempain lain yang lebih ramai. Barang daganganya sendiri memiliki ukuran dan bentuk yang berbeda. Harga dari satu unit perahu ukuran kecil dihargai Rp 20.000, sedangkan perahu Ethek ukuran besar dijual dengan harga Rp 25.000 per unitnya.
"Namanya dagang kan tergantung peminat, nggak tentu. Kadang sepi, kadang ramai juga ramai. Paling ramai bisa jual sampai sepuluh perahu saja," pungkas lelaki 43 tahun itu. [feb/ito]