Reporter: M. Anang Febri
blokTuban.com - Seiring kemajuan zaman dan perkembangan teknologi, persaingan dunia bisnis pun terus berlangsung ketat. Perluasan area pemasaran juga menjadi salah satu hal penting bagi para pelaku usaha.
Para pelaku usaha sentra kerajinan Gerabah Ngadirejo, Kecamatan Rengel, yang terkenal dengan ciri khas terkstur padat pada hasil karyanya juga menunjukkan hasil demikian. Sejumlah pengusaha gerabah di desa itu banyak mengaku mengalami kesulitan perihal pemasaran barang.
Salah satunya adalah Parlan. Lelaki paruh baya yang telah menggeluti dunia gerabah sejak puluhan tahun itu hanya bisa menjual dan mendistribusikan hasil karya gerbah Ngadirejo, yang mayoritas berputar di wilayah Kabupaten Tuban sendiri.
"Sehari bisa kirim beberapa jenis gerabah sampai dua atau tiga pick up, tapi ya di sekitar sini saja," papar Parlan kepada blokTuban.com, Selasa (14/8/2018).
Berputar dalam wilayah sekitar Tuban, lanjutnya, paling banyak beredar di pasaran kecamatan, seperti Bangilan, Jatirogo, Parengan, dan Tuban sendiri.
Lebih lanjut ketika ditanya soal pemekaran area pemasaran luar wilayah, pihaknya mengaku bahwa saat ini hanya bisa menerobos pasaran Lamongan, Bojonegoro dan sedikitnya di Jombang.
"Sebenarnya bisa keluar kota lingkup Jawa Timur, tapi ya butuh perhitungan matang. Salah-salah bisa rugi besar kita," tambahnya.
Di samping itu, pasaran wilayah kota maupun kabupaten di Jawa Timur telah banyak disesaki gerabah-gerabah khas daerah masing. Seperti wilayah Mojokerto yang telah melesat dengan penerapan inovasi gerabah, pembuatannya pun sudah menggunakan sistem mesin.
"Potensi gerabah di desa ini sebenarnya bagus Mas. Tapi bolak-balik, yang namanya persaingan harus menyiasati kualitas, harga dan pertimbangan lain," pungkanya.
Upaya-upaya menggagas perbaikan sistem dan siasat pemasaran juga terus dipikirkan oleh warga masyarakat pelaku usaha gerabah Ngadirejo. Seperti inovasi gerabah karakter unik bentuk celengan dengan warna-warni ceria, yang menyasar pada anak usia dini supaya lebih gemar dan tertarik akan kerajinan tradisonal itu.
Namun demikian, usaha tersebut sampai kini dirasa belum maksimal. Sebab, tak ada kelanjutan serius antara pihak-pihak yang bersangkutan demi menghidupkan lagi gerabah Ngadirejo. [feb/ito]