Reporter: Mochamad Nur Rofiq
blokTuban.com - Adanya rentetan teror dua hari terakhir di wilayah Surabaya, membuat aparat TNI bergerak cepat. Siang ini, Senin (14/5/2018) Komandan Koramil (Danramil) 0811/10 Bangilan mengambil langkah cepat untuk mengantisipasi kejadian serupa di akar rumput masyarakat setempat.
Danramil 0811/10 Kapten Inf Sudaryono ketika dikonfirmasi blokTuban.com usai kegiatan silaturahmi bersama komponen masyarakat Bangilan menuturkan, pihaknya mengajak tamu undangan untuk bersama bersinergi untuk menangkal aksi terorisme sejak dini.
"Sengaja kami hadirkan dari unsur tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda, dan aparat desa dalam rangka mengajak saling menjaga daerah masing-masing dari kegiatan atau situasi yang mencurigakan," ujar Danramil saat dikonfirmasi blokTuban.com usai menggelar acara, Senin (14/5/2018).
Selain menerjunkan Bhabinsa di setiap desa untuk tetap siaga, pihaknya juga meminta masyarakat lebih waspada dan komunikatif. Apabiala ada warga asing di bawah, agar cepat merespon dengan melapor aparat desa setempat.
"Terutama bagi warga asing yang lebih dari 24 jam, agar dilaporkan," tegas dia.
Pihaknya tidak ingin ada peristiwa serupa di daerah Surabaya. Tiba-tiba ada insiden ledakan bom yang dilakukan oleh pihak yang kurang bertanggungjawab.
"Lapor cepat temu cepat. Segera laporkan jika ada hal ganjil di masyarakat," pungkasnya menandaskan.
Sementara itu di kesempatan yang sama Kapolsek Bangilan, AKP Budi Handoyo kepada aparatur desa maupun masyarakat agar bisa menjadi Polisi bagi dirinya dan keluarga masing-masing. Agar tidak ada permasalahan di kemudian hari.
"Atas kejadian di Negeri ini, pesan kami untuk perangkat desa bernama masyarakat, agar jadi polisi untuk diri sendiri. Jika terdapat warga yang kurang sosialisasi dengan warga lain, laporkan," pinta Kapolsek.
Ramai dikabarkan sebelumnya oleh media Nasional, pengeboman terjadi selama kurang dari 2X24 Jam di Jawa Timur. Pertama, terjadi pada Minggu (13/5/2018) pukul 07.13 WIB di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel Madya. Menyusul kemudian ledakan terjadi di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya Jemaat Sawahan di Jalan Arjuno serta Gereja Kristen Indonesia Diponegoro 146 di Jalan Raya Diponegoro. Tiga lokasi itu berada di Surabaya.
Pada malam harinya, sekitar pukul 21.20 WIB, ledakan bom lain terjadi di sebuah rusunawa di kawasan Wonocolo, Sidoarjo. Dalam peristiwa itu, 3 terduga pelaku teror tewas, yaitu Anton (47) beserta istrinya, Puspita Sari (47), dan anak pertamanya, LAR (17).
Kemudian, pada Senin (14/5/2018) pukul 08.50 WIB, bom kembali meledak di depan Polrestabes Surabaya. Polisi memastikan 4 pelaku pengeboman Mapolrestabes Surabaya tewas. Pelaku mendatangi Mapolrestabes dengan mengendarai 2 sepeda motor.[rof/col]