Reporter: Mochamad Nur Rofiq
blokTuban.com - Limbah produksi tahu dan tempe acap kali menjadi momok bagi masyarakat. Sebab bau yang kurang sedap, sangat mengganggu kenyaman lingkungan sekitar.
Mahasiswa KKN dari STAI Al-Hikmah menilai, perlu adanya penanganan serius terhadap limbah tahu dan tempe di Desa Sidokumpul, Kecamatan Bangilan. Dari limbah tersebut, diharapkan memiliki nilai ekonomi lebih.
Data tersebut didapat dari pendekatan Participatory Action Research (PAR) atau yang dalam bahasa Indonesia disebut dengan Riset Aksi Partisipatif dengan masyarakat tempat mereka KKN. Hasilnya pun ditindaklankuti dengan musyawarah bersama, yang berlangsung hari ini, Senin (19/2/2018).
Dosen Pembimbing Lapangan, Fathonah K. Daud mengungkapkan, selain memiliki wilayah yang cukup luas, Desa Sidokumpul juga memiliki banyak potensi. Salah satu potensi yang ada di sana adalah adanya cukup banyak industri tahu dan tempe, baik dalam skala besar maupun kecil.
"Peserta KKN telah berdiskusi baik dengan warga ataupun perangkat desa terkait potensi tersebut," tutur Fathonah, Senin (19/2/2018).
Dari data tersebut, lanjut wanita ramah itu, ampas dari produksi tahu dan tempe yang cukup banyak dari limbah produksi akan dimanfaatkan untuk proses penggemukan sapi. Program tersebut nantinya akan dikorelasikan dengan program Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
"Sebagai inovasi penanganan limbah, itu yang dipandang efektif. Selain mengurangi pencemaran, nelai ekonominya juga ada," pungkasnya. [rof/rom]
Kurangi Limbah Tahu-Tempe, Mahasiswa Lakukan Inovasi
5 Comments
1.230x view