Reporter: Khoirul Huda
blokTuban.com – Seni Mural, mungkin masih asing di telinga masyarakat Kabupaten Tuban. Terlebih, masyarakat menganggap seni mural merupakan seni yang hanya merusak pemandangan jalan raya dengan gambar-gambar maupun coretan yang tidak jelas.
Namun, opini tersebut dapat dipatahkan oleh sejumlah seniman mural di Kabupaten Tuban, pasalnya, beberapa hari terakhir ini masyarakat disuguhkan dengan karya mural seniman Tuban yang bernuansa berbeda serta lebih mempunyai nilai edukasi.
Karya mural tersebut dapat dipandang setiap hari oleh masyarakat luas di Perempatan Tridarma Jalan KH. Agus Salim Kabupaten Tuban, dalam karya tersebut terdapat sosok gambar tokoh dari Bumi Wali yaitu Sugondo Djoyopuspito Ketua Kongres Pemuda II 1928 sekaligus pencetus Sumpah Pemuda.
“Iya gambar itu merupakan tokoh sekaligus pahlawan asal Kabupaten Tuban, namun kita juga masih belum menemukan tempat tinggal beliau dulu di mana,” ujar pengkonsep mural saat ditemui blokTuban.com, Yayan Te Es kepada blokTuban.com, Sabtu (17/2/2017).
Lebih lanjut, seni mural yang menggambarkan salah satu tokoh asal Bumi Wali ini awalnya dikonsep bersama beberapa rekanya hingga sekitar satu bulan, dan hasil kesepakatan bersama sosok Sugondo itulah yang tepat. “Mural dikerjakan sekitar 4 hari oleh dua seniman mural muda di Tuban,” ujarnya.
Alumni dari Airlangga Broad Casting Education ini menjelaskan, bahwa ini merupakan karya mural sosok pahlawan asal Kabupaten Tuban yang pertama kalinya serta memiliki izin dari pemilik tembok, dan tujuan dari mural itu sendiri selain untuk mengedukasi juga sebagai pemula bagai mana respon masyarakat Tuban.
“Ini karya yang pertama masyarakat banyak yang merespon positif,” tambah pria yang juga telah enam tahun bergelut dalam Audio Visual Kabupaten Tuban tersebut.
Pria asal Doromukti tersebut berharap, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tuban selalu hadir di tengah-tengah seniman muda Bumi Wali dan selalu diberikan tempat mereka bisa dan mereka hanya butuh diajak untuk duduk bersama. Tuban masih jauh dibandingkan dengan daerah lain karena masih belum bisa menjual hasil kreatifitas.[hud/ito]