Pembacokan Dipicu Persoalan Uang dan Sakit Hati

Reporter: Mochamad Nur Rofiq

blokTuban.com – Kasus pembacokan Shodikin (50) oleh Riyanto (46) mulai terkuak motifnya, setelah anggota Polsek Montong menyerahkan pelaku ke Polres Tuban bersama barang bukti. Menurut Kanit Reskrim Polsek Montong, Bripka Adi Triwono, motif penganiayaan dipicu persoalan uang dan sakit hati.

Senjata tajam yang dipakai membacok korban, yaitu golok (bendo) yang dibawa dari rumah ke warung kopi dengan dibungkus sak. Akibat terkena sabetan senjata tajam tersebut korban masih dirawat di RSUD dr. Koesma Tuban.

Baca juga [Korban dan Pelaku Pembacokan Masih Saudara Ipar?]

“Motifnya sakit hati. Selain itu juga dipicu karena masalah uang,” ujar Triwono, sapaan karibnya saat dikonfirmasi blokTuban.com, Rabu siang (13/12/2017).

Dijelaskan Kanit Reskrim Montong, kejadian bermula saat Riyanto menanyakan uang kiriman dari istrinya yang dulu merantau di Kalimantan dikirim melalui Shodikin, lantaran setiap kirim tidak sampai ke tangannya. Namun korban mengelak dengan alasan uangnya habis digunakan membiayai hidup anak tersangka.

Selain itu, menurut Triyono, korban sering sesumbar kepada tersangka. Sehingga hubungan keluarga antara keduanya kurang baik sejak lama. Selama ini tersangka berusaha menahan amarahnya, lantaran tidak kuat, maka diluapkan dengan menganiaya korban di sebuah warung kopi milik Pingi.

“Ceritanaya itu, istri tersangka kalu kirim uang lewat korban. Namun, saat diminta uangnya katanya sudah habis dibuat menghidupi anak tersangka. Selain itu tersangka juga sakit hati lantaran sering direndahkan,” jelas Brigadir Polisi itu.

Data yang berhasil dihimpun blokTuban.com menyebutkan, pelaku pembacokan saat ini sudah dibawa ke Mapolres Tuban untuk menjalani pemeriksaan. Tersangka akan dijerat dengan pasal 351 ayat 2 KUHPidana, dengan sangkaan telah melakukan pidana penganiayaan yang mengakibatkan korban menderita luka berat. [rof/rom]