Reporter: Moch. Sudarsono
blokTuban.com – Saat bulan suci Ramadan, Jalan KH Mustain tampak sepi. Jalan yang menjadi akses utama menuju Makam Sunan Bonang itu lengang tanpa kendaraan becak yang berjalan dari arah selatan ke utara atau sebaliknya. Tidak ada lalu lalang abang becak seperti hari biasanya.
Kondisi ini sudah terjadi sejak bertahun-tahun lamanya. Bahkan, karena sudah menjadi kebiasaan selama bertahun-tahun, maka kondisi ini bisa juga disebut sebagai tradisi abang becak. Bagi abang becak, hal seperti ini tidaklah hal yang baru, semua pasti pernah merasakan hal tersebut.
Seorang abang becak, Ngasiyo (40) menuturkan, kondisi jalan sepi yang menghubungkan antara Jalan AKBP Suroko dan Jalan KH Mustain ini memang terjadi setiap tahunnya. Hal seperti ini terjadi saat memasuki bulan suci Ramadan. Menurut pria asal Tegalrejo, Merakurak itu, jalan sepi dikarenakan tidak adanya peziarah dari luar kota yang berziarah ke Makam Sunan Bonang.
“Tidak ada peziarah dari luar kota, jadi ya tidak ada abang becak yang mangkal, karena tidak ada yang naik seperti hari biasa,” Kata Ngasiyo kepada blokTuban.com
Diakuinya, Kondisi seperti ini tentu berdampak pada perekonomiannya sehari-hari. Jika saat hari biasa ia bisa mendapatkan sekitar Rp150.000 per hari, dengan menarik 10 penumpang, maka angka itu jauh berkurang ketika bulan Ramadan.
“Pendapatan berkurang tentunya, sangat drastis. Kita hanya menarik penumpang seadanya,” ulasnya.
Menurutnya, dengan kondisi demikian, mau tidak mau abang becak harus mencari solusi sebagai pengganti pekerjaanya tersebut, meski hanya sementara. Namun ada pula yang tetap bertahan dengan kondisi pas-pasan sebagai abang becak.
“Ya ada yang bekerja serabutan, sebagai kuli bangunan atau buruh dan lainnya. Namun saya masih tetap becak, meski hasillnya sangat berkurang drastis,” beber pria dengan satu anak itu.
Sementara itu, abang becak lainnya, Murtadji (47) menyatakan hal sama. Bahwa jalan sepi yang merupakan akses menuju Makam Sunan Bonang ini terjadi karena sudah tidak ada lagi peziarah selama Ramadan.
Pria asal Desa Sugiharjo, Kecamatan Tuban Kota itu memaparkan, jika sepi seperti ini maka tentu akan berdampak pada pendapatan abang becak. Sebab, jika saat ramai setiap becak sedikitnya bisa memperoleh Rp100.000 hingga Rp150.000.
“Berkurang pendapatannya, tapi saya masih becak karena nyaman. Saya tidak mencari kerjaan serabutan, walaupun hasil becak tidak seberapa saat ini,” pungkasnya. [nok/col]