Reporter: -
blokTuban.com - Peristiwa persekusi kini tengah menjadi sorotan publik. Pemburuan yang dilakukan terhadap seseorang atau kelompok secara sewenang-wenang itu menyasar pihak tertentu. Salah satu kasus yang terbaru adalah menimpa remaja, M (15) di Jakarta Timur.
Psikolog Universitas Tarumanegara, Untung Subroto Dharmawan, mengatakan persekusi bisa dikategorikan sebagai perilaku menyakiti. Ada dua bentuk perilakun tersebut, yakni bisa secara verbal dan fisik. Bila secara verbal lebih sering terjadi di media sosial, bila fisik maka terjadi secara langsung.
Untung mengatakan, dampak parah persekusi dari sisi psikologis adalah depresi. “Dia merasa malu, lemah dan menyalahkan diri sendiri. Dampak lain stres, menarik diri dari lingkungan. Bahkan bisa depresi,” kata Untung kepada Kompas Lifestyle di Jakarta, Kamis (31/5/2017).
Pada remaja, Untung menambahkan akan muncul kecemasan. Mereka yang tak pernah mengalami persekusi akan merasa takut dan beresiko mengalami gangguan psikologis general anxiety disorder. Tak tertutup kemungkinan mereka akan menarik diri dari lingkungan sosial.
Oleh karena itu, Untung melihat bahwa korban persekusi harus segera ditangani. Korban harus dibawa ke psikolog atau psikiater untuk bisa mengembalikan rasa percaya diri. “Kalau tidak, dia harus minta dukungan keluarga dan teman-teman,” ujar Untung.
Korban persekusi juga didorong untuk melakukan kegiatan rutin, seperti sekolah, kerja, olahraga atau bersosialisasi. Bila perlu, korban bisa menutup sumber trauma, salah satunya media sosial.
Sumber: http://lifestyle.kompas.com/read/2017/06/02/183500820/
cara.atasi.trauma.persekusi