Reporter: Dwi Rahayu
blokTuban.com - Aksi solidaritas sesama buruh dilakukan ratusan pekerja Kerja Sama Operasional (KSO) Pertamina EP- PT Geo Cepu Indonesia (GCI) menyalakan 1.000 lilin di masing-masing kantornya wilayah Kabupaten Tuban, Bojonegoro, Jawa Timur, dan Kabupaten Blora, Jawa Tengah untuk mengenang aktivis buruh, Marsinah, Senin malam (8/5/2017).
Marsinah semasa hidupnya dikenal sebagai perempuan pembela kaum buruh. Ia dulunya merupakan buruh pabrik PT. Catur Putra Surya (CPS) Porong, Sidoarjo, Jawa Timur. Namun pada umur 24 tahun dia diculik dan ditemukan terbunuh pada 8 Mei 1993 setelah menghilang selama tiga hari.
Jasadnya ditemukan di hutan Dusun Jegong, Desa Wilangan. Nahas pada mayat perempuan kelahiran Nglundo ditemukan tanda-tanda bekas penyiksaan berat.
Pegawai kamar jenazah RSUD Nganjuk kalau itu, Haryono dan Kepala Bagian Forensik RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Prof. Dr. Haroen Atmodirono setelah proses autopsi menyimpulkan, Marsinah meninggal akibat penganiayaan berat. Kelak, kasus terbunuhnya Marsinah ini menjadi catatan Organisasi Buruh Internasional (ILO) yang dikenal sebagai kasus 1773.
"Perjuangan Marsinah di masa hidupnya sangat menginspirasi kami," ujar salah seorang pekerja GCI asal Desa Banyuurip, Kecamatan Senori, Tuban, Jasmani.
Sesama buruh, lanjutnya momentum mengenang Marsinah menjadi pemantik semangat tersendiri. Riwayat Marsinah yang dulu gencar memperjuangkan hak buruh dan hal itu pula yang Jasmani dan kawan-kawannya jadikan semangat menuntut hak mereka kepada PT GCI.
Jasmani bersama 50 rekannya menyalakan lilin di depan kantor distrik 1 Kawengan, Desa Banyuurip, Senori. Aksi serempak juga dilakukan pekerja lain di wilayah semua operasi KSO Pertamina EP. Selain itu, beberapa cetak foto dipajang berdampingan dengan lilin mengenang Marsinah.
Selain merenungi nasib Marsinah, pekerja GCi juga melakukan tahlil dan doa bersama. Harapannya apa yang telah dilakukan aktivis buruh ini, membawa kesejahteraan kaum pekerja masa kini.
"Semoga setelah ini perjuangan kami lancar dan kembali memproduksi minyak untuk Negara," jelasnya.
Mengenang Marsinah dengan simbolis menyalakan lilin ini dihadiri Sekjen dari Cepu, Eben Eser Frestiyadi. Pelaksanaan langsung dipimpin ketua distrik 1 Kawengan, Hariyanto.
Diberitakan sebelumnya, pekerja GCI melakukan aksi mogok kerja. Aksi tersebut ditengarai adanya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) buruh sepihak, belum aktifnya BPJS kesehatan, maupun sering terlambatnya pembayaran upah kerja.[dwi/ito]