Reporter: Mochamad Nur Rofiq
blokTuban.com - Choirul Anam (22), penderita tumor di bagian leher hanya bisa terbaring lemah tak berdaya di atas kasur kamar tidurnya di rumah yang berda di RT.03/RW.01, Dusun Krajan, Desa Mulyoagung, Kecamatan Singgahan, Tuban, Jawa Timur.
Putra dari pasangan Nurhadi (52) dan Siti Mujamalah (42) itu hanya bisa mengerang kesakitan sesekali batuk tersedak-sedak. Ia hanya tidur dengan bantuan bantal yang disandarkan pada dinding kayu kamarnya.
Kondisi tubuh jejaka lulusan Madrasah Aliyah Kedungjambe Singgahan itu sangat memprihatinkan. Tubuhnya kurus dan ringkih, sepasang kaki dan tangannya mengecil tinggal tulang dibalut kulit.
Benjolan di bagian leher depan dan belakang kian menyiksa dirinya, membuat anak pertama Nurhadi dan Mujamalah ini hanya bisa tidur sambil duduk. Menurut ibunya, selama dua bulan Anam panggilan akrabnya, tidak bisa menelan makanan, sehingga orang tuanya hanya memberi jus dan tajin (air nasi).
"Dua bulan tidak bisa menelan makanan, menelan ludah aja kesakitan," kata Mujamalah kepada blokTuban.com di kediamannya, Kamis (23/3/2017).
Ditambahkan Nurhadi, anaknya mulai merasakan sakit di bagian leher sebelum bulan puasa tahun 2016 silam. Awalnya dikira hanya penyakit gondong, namun setelah sembuh dan kambuh kembali setelah bulan puasa baru didiagnosa dokter penyakit tumor ganas.
"Awalnya seperti gondong, ternyata sejak diperiksa di rumah sakit pada November 2016 didiagnosa tumor," keluh pria yang sehari-hari bekerja sebagai penjahit itu.
Nurhadi yang bekerja sebagai tukang jahit tidak mampu membawa anaknya berobat rutin ke rumah sakit. Ia hanya bisa mengobati anaknya dengan pengobatan tradisional dengan memanfaatkan bahan yang tersedia di kiri kanan rumah.
"Kalau Kartu Indonesia Sehat sudah punya, tapi biaya perjalanan ke rumah sakit Surabaya juga tidak sedikit," tegasnya.
Masih Nurhadi, anaknya sempat berobat dua kali ke rumah sakit dr. Soetomo Surabaya. Karena terkendala biaya akhirnya diobati secara herbal di rumah. [rof/rom]
