Reporter: Dwi Rahayu
blokTuban.com - Tanggal 21 April yang diperingati sebagai Hari Kartini menjadi momentum perempuan di Indonesia kembali melihat substansi peran dan keberadaan perempuan. Peringatan Hari Kartini, sejumlah aliansi pergerakan perempuan melakukan hearing atau dengar pendapat dengan Wakil Bupati (wabup) Tuban Noor Nahar Husein, Kamis (21/4/2016).
Belasan perwakilan perempuan dari beberapa pergerakan turut hadir dalam giat yang dilakukan di ruang Wabup tersebut. Diantaranya dari Koalisi Perempuan Ronggolawe (KPR), KOPRI PMII, Sekolah PAUD Banjarworo, dan Rumah Perempuan Mandiri.
Selain memperingati Hari Kartini, hearing kali ini dilakukan oleh KPR sebagai agen Saya Perempuan Anti Korupsi (SPAK) memperingati di tahun kedua sekaligus haru jadi SPAK ke dua ini. SPAK sendiri telah melebarkan sayap di 20 provinsi se Indonesia. Agen di Jawa Timur salah satunya KPR termasuk di dalamnya.
"Pada tanggal 21 April bertepatan peringatan hari Kartini juga hari jasi SPAK digelar solidaritas kampanye secara nasional, tidak terkecuali Tuban," kata Direktur KPR, Nunuk Fauziah kepada blokTuban.com.
Selain dilakukan kampanye juga membagikan pin, blocknote dan pamflet. Beberapa pejabat Pemerintah Kabupaten Tuban, seperi Kepala Dinas Perekonomian dan Pariwisata (Disperpar) dan Wabup.
"Kami sempatkan interview dengan beberapa pertanyaan. Yakni apa itu korupsi, bagaimana penanggulangan dan meminimalisir tindak atau indikasi korupsi," kata Nunuk menambahkan.
Memerangi korupsi, lanjut Nunuk, perempuan memiliki andil dalam turut serta meminimalisir hal tersebut. Kendati anggota partai politik didominasi laki-laki, perempuan dapat memerangi anti korupsi berawal dari lingkup rumah.
"Pendidikan politik perlu diberikan ke masyarakat," kata Wabup di sela-sela hearing.
Terkait pemberian hadiah dan gratifikasi, menurut Nahar, memiliki perbedaan yang selama ini menjadi momok di tengah masyarakat. "Hadiah kalau sama ikhlasnya dalam kontek agama asal tidak ada niat tertentu," kata orang nomor dua di Tuban tersebut.[dwi/ito]