Reporter: Khoirul Huda
blokTuban.com - Setelah beberapa hari yang lalu di Kecamatan Montong, Kabupaten Tuban di guyur hujan. Hal itu dinilai, pertanda bahwa musim penghujan telah datang, sehingga petani mulai menebarkan bibit padinya di sawah.
Namun yang terjadi kemudian, petani justru kecewa. Sebab, ternyata air hujan tidak turun setiap hari, sedangkan mereka terlanjur menebar bibit.
”Kerugian petani ini akan semakin banyak apabila dalam minggu-minggu ini hujan tidak kunjung datang,” ujar salah satu petani Rasto.
Menurut Rasto, petani yang mempunyai sumur air bor bisa memberikan pengairan pada sawah mereka meskipun hujan belum intensif turun. Namun bagi yang tidak punya, harus membeli air untuk pengairan.
"Beli air dari sumur bor orang, harganya RP 22.000 untuk satu jam," keluhnya.
Agar benih bisa tumbuh maksimal, imbuhya, dalam waktu 4 hari dibutuhkan pengairan satu kali. Jika hujan tak kunjung turun, bisa dihitung sendiri berapa biaya yang dikeluarkan untuk pengairan saja. Belum lagi untuk membajak sawah dan penanamannya.
Para petani berharap adanya sumur bor yang bukan milik perorangan, melainkan bisa kelompok agar biaya yang dikeluarkan untuk pengairan lebih terjangkau.
"Butuh banyak biaya untuk mengolah sawah. Mulai dari bibit sampai menjelang panen. Apalagi jika harga gabah tidak sesuai ketika panen raya. Berapa biaya yang dikeluarkan oleh petani," papar petani lainnya, Pak No. [hud/ito]
Terlanjur Tebar Benih, Hujan Tak Kunjung Turun
5 Comments
1.230x view