Reporter: Ahmad Syahid
blokTuban.com - Di mata Wijianto, semua yang ada disekitar kita sebenarnya bisa kita manfaatkan dan mampu menghasilkan pundi-pundi uang. Begitu pula limbah-limbah atau sisa tebangan pohon jati di Hutan KPH Jatirogo, bisa dimanfaatkan sebagai sumber mata pencaharianya. Bahkan, bisa mengurangi pengangguran warga sekelilingnya.
Rumah Wijianto berada di pinggir Jalan Raya Jatirogo-Bojonegoro, tepatnya di Dusun Banjarworo, Desa Sidodadi, Kecamatan Bangilan. Siang itu, tampak akar-akar dan limbah kayu jati memadati halaman dan pekarangan rumahnya. Semua dijajar rapi dan cukup unik-unik bentuknya.
Pria 32 tahun itu mengaku, sudah mulai menjalankan usahanya sejak 8 tahun silam. Dalam usahanya tersebut, dia bekerja sama dengan penggali akar kayu jati yang ditebang oleh Perhutani KPH Jatirogo tak jauh dari tempat tinggalnya.
"Akar atau limbah kayu jati dari penggali itu, saya kumpulkan dan jual ke mebel-mebel maupun orang yang membutuhkannya," jelas Wiji, sapaan akrabnya.
Pembeli biasanya banyak datang dari Bumi Wali, sebutan Kabupaten Tuban. Selain itu ada juga dari Jawa Tengah, yakni Pati, Magelang hingga Jojgakarta. Bahkan, ada juga turis dari Amerika yang datang ke tempatnya untuk membeli akar kayu jati.
Harga dari akar kayu jati itu pun bervariasi, mulai dari Rp.350 ribu sampai Rp. 10 juta, tergantung ukuran dan kondisi barang. "Dulu modalnya untuk memulai usaha ini sekitar Rp. 50 juta. Dengan dibantu 14 karyawan, sekarang penghasilan per bulan Rp. 20 juta sampai Rp.30 juta," terang bapak dari 1 anak ini.
Salahh satu pembeli, Supadi mengaku sering membeli barang dari Wijianto. Akar kayu itu, selanjutnya akan dia proses dan ukir sendiri menjadi tempat duduk maupun meja. "Kualitas kayunya bagus dan tua," kata pria 45 tahun itu kepada blokTuban.com. [hid/ito]
Dari Limbah Kayu, Bernilai Jutaan
5 Comments
1.230x view