Makamnya Pancarkan Sinar, Ini Cerita Mbah Buyut Keremate Desa Sumurgung Tuban

Penulis : Ahmad Nawaf Timyati Fandawan

blokTuban.com – Desa Sumurgung merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Montong, Kabupaten Tuban. Desa ini terbagi menjadi 3 dusun yakni Dusun Beyan, Dusun Lebak dan Dusun Mrungu dengan luas desa kurang lebih sekitar 700 Ha.

Dengan Jumlah penduduk sekitar 6.000 an jiwa warga Desa Sumurgung memiliki profesi yang bermayoritas sebagai Petani, Desa Sumurgung berbatasan langsung dengan Desa Dagangan dan Desa Bringin di sebelah Selatan, Desa Pakel di sebelah Barat, Desa Jetak di sebelah Timur dan Desa Pucangan di sebelah Utara.

Setiap desa mempunyai asal – muasal hingga asal – usul desa begitupun dengan Desa Sumurgung, Musyafa’ (48) selaku Aparat Desa Sumurgung menurutkan bahwa asal – usul Desa sumurgung berasal dari dua kata yakni “Sumur” dan “Agung” dikarenakan di Desa Sumuragung ini terdapat sebuah sumur peninggalan yang konon adalah peninggalan wali tetapi masyarakat terdahulu tidak mengetahui siapa yang membuat sumur tersebut adapun warga yang paling tua yang ada di Desa Sumurgung beranggapan bahwa dari dulu memang sudah ada dan mengambil air di sumur tersebut.

“Sumurgung berasal dari kata “Sumur” “Agung” dengan berkembangan waktu dan perkembangan zaman lama kelamaan bisa berubah namanya jadi Sumurgung,” tutur pria berusia 48 tahun tersebut, Minggu (10/12/2023).

Di Desa Sumurgung pun terdapat sebuah Dusun yang bernama Beyan yang konon penamaan dusun tersebut menurut orang terdahulu diambil dari kata Ngombene Doyan (Doyan Minum) dikarenakan air yang ada di daerah sini yang sangat amat melimpah.

Selain itu juga ada penamaan Dusun Lebak yang konon juga diambil dari kata Kelep di Bak (Tenggelam di Bak) dikarenakan air yang sangat melimpah tadi hingga membuatnya Kelep/tenggelam dimana air yang ada di bak sampai meluber keluar. 

Di Dusun Sumurgeneng terdapat sebuah makam yang bernama Makam Mbah Buyut Keremate yang mengenai sejarahnya sendiri konon pada zaman dulu ada acara sedekah bumi atau manganan yang dilaksanakan di sebuah bendungan yang berada di perbatasan antara Desa Sumurgung dan Desa Jetak.

Dikisahkan ada orang gembel atau biasa disebut Kere (Miskin) dikarenakan berpakaian compang camping yang datang ke sedekah bumi tersebut dan dikasih makan seberapapun makanan yang beliau makan habis makanannya sehingga beliau sampai meninggal dikarenakan kebanyakan makan dan dimakamkan di situ.

“Kemudian beberapa hari kemudian itu katanya makamnya keluar sinar atau cahaya, akhirnya orang Jetak dan orang Sumurgung berebut untuk bogkar itu memindahkan, berebut untuk masing – masing mau menguasai  karena diyakini dia orang sholeh gitu. Akhirnya dibuat rebut – rebutan ada keputusan sekarang dimakamkan di perbatasan disitu di mbah keremate itu kepalanya di bumi jetak dan sebagian tubuh di Sumurgeneng, dan nama aslinya Mbah Bambang Utomo dan sebutan orang sini Keremate, dan Keremate berasal dari kata “Kere” dan “Mati” Kere yang berarti orang Gembel yang ikut makan di sedekah bumi itu terus kekenyangen sehingga meinggal sehingga dikatakan Kere Mati dengan perkembangannya waktu berubah kata tersebut jadi istilah Keremate,” Ujar Musyafa’. 

Makam tersebut juga mempunyai keistimewaan yakni untuk atapnya tidak diperbolehkan memakai genteng atau seng dan harus memakai kayu hingga saat ini untuk atap cungkupnya yang mana konon kalau tidak memakai kayu akan ada kejadian ganjil di sekitar tempat tersebut. Makam ini terletak di perbatasan antara Desa Jetak dan Sumurgung namun untuk kekuasaan pengelolaanya milik pihak Desa Sumurgung.

Di Desa Sumurgung juga terdapat sebuah kesenian yang bernama Rodat kesenian merupakan sebuah kesenian yang bernafaskan Islam berbentuk tari – tarian yang dilakukan oleh anak laki – laki dengan membawa bendera dan kipas yang diringi nyanyian lagu – lagu Islami atau Sholawatan.

Mengenai potensinya sendiri pihak desa ingin memanfaatkan potensi air yang sangat melimpah dengan menata untuk pengiran air umum dan kebutuhan air bersih dengan mengalirkan air dari sumbernya yang kemudian di alirkan dirumah – rumah warga.

“Air di sini kalau kemarau kayak gini, walau disebut Sumurgung iya yang dataran agak rendah sini kan dari PAM dan PDAM ada yang bagian selatan itu kering, ini kedepan Kepala Desa mau menata untuk pengairan air umum kebutuhan air bersih kalau bisa nanti dari sumber air itu mau dinaikkan disalur nanti pakai meteran ke rumah – rumah warga itu di buat PAM juga, itu yang mau segera direalisasikan, InsyaAllah tahun depan mau mulai action untuk kepala desa baru ini,” pungkasnya. [Naw/Ali]