Desa Sidomulyo Bancar Tuban Gudangnya Cabai Rawit dan Jambu Mete

Penulis : Nurul Mu’affah

blokTuban.com Desa Sidomulyo adalah salah satu desa yang secara administratif tergabung dalam Kecamatan Bancar, Kabupaten Tuban, Kamis (7/12/2023).

Terbagi dalam dua dusun, yakni Dusun Karangpacar dan Dusun Sriwing, desa ini dihuni oleh penduduk sebanyak kurang lebih 1.800 jiwa yang mana mayoritas bermatapencaharian sebagai petani. Banyaknya lahan pertanian di Desa Sidomulyo didominasi oleh hasil pertanian berupa lombok, padi, jagung dan palawija.

Jarak Desa Sidomulyo ke pusat ibukota Tuban yakni 38 KM atau dapat ditempuh dalam waktu kurang lebih selama 55 menit. Desa Sidomulyo berbatasan langsung dengan Desa Belikanget di sebelah timur, Desa Mrgosuko dan Desa Ngampel di sebelah utara, Desa Margosuko di sebelah barat, dan Desa … di sebelah selatan.

Menurut Kuswanto, Sekdes Sidomulyo terkait sejarah berdirinya Desa Sidomulyo, belum diketahui secara pasti kapan desa ini berdiri, namun setelah pihak desa melakukan riset dan bertanya kepada sesepuh desa setempat. Diketahui bahwa Desa Sidomulyo dahulunya merupakan penggabungan dari dua daerah Karangpacar dan Sriwing yang dijadikan satu menjadi Desa Sidomulyo.

“Keluarganya serkarang ada Pak Margo, dulu kepdes Karangpacar, ketika keluarga dari Pak Margo meninggal akhirnya kekosongan kepala desa. Kemudian Mbah Sriman di Sriwing itu sudah habis masa jabatannya, akhirnya punya inisiatif kedua desa ini dijadikan satu menjadi Desa Sidomulyo,” jelasnya.

Di sisi lain, setiap desa pasti memiliki potensi yang bisa dikembangkan, baik itu potensi alamnya maupun potensi sumber daya manusia. Di Desa Sidomulyo contohnya. 

Desa ini selain memiliki potensi besar di bidang pertaniannya juga dikenal sebagai penghasil cabai rawit. Jika sedang musim, sebanyak kurang lebih 10 ton cabai dihasilkan dari ladang milik warga setiap harinya. Tak hanya itu, jambu monyet juga banyak ditemui di Desa Sidomulyo. 

Banyak warga yang memanfaatkan buah yang satu ini untuk mengambil biji kacang mete dan menjual ke para tengkulak untuk dijadikan toping makanan, kue dan olahan kacang mete lainnya.

“Jambu monyet juga banyak, kita jualnya ke tengkulak, dijual metenya, belum jadi masih utuh. Tapi yang paling besar itu cabe rawit, tapi kita itu masih terkendala, kita tetep jualnya ke tengkulak, padahal produksi kita besar, satu hari kalau per musim itu hampir 10 ton, punya warga kan banyak, minimal satu warga hampir 1 kwintal,” jelasnya.

Namun yang menjadi kendala adalah kurangnya SDM yang dapat mengolah potensi tersebut menjadi makanan jadi, sehingga para warga hanya bisa menjual mentahan kacang mete ke tengkulak.

Hal ini diharapkan, pemerintah desa dapat memfasilitasi adanya pelatihan-pelatihan pengolahan kacang mete, sehingga diharapkan kacang mete tak hanya dijual mentahan ke para tengkulak, tapi warga desa juga bisa mengolahnya sendiri menjadi makanan yang enak dan berpotensi menjadi produk unggulan Desa Sidomulyo. [Rul/Ali]