Mengenal Wayang Ruwatan di Desa Karanglo Tuban, Tradisi Minta Selamat dan Sehat

Penulis : Ahmad Nawaf Timyati Fandawan

 

blokTuban.com – Desa Karanglo merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban, Provinsi Jawa Timur. Desa ini terbagi menjadi 3 dusun yakni Dusun Karangrejo, Karangmulyo dan Karangagung yang dihuni oleh kurang lebih sekitar 1.637 Jiwa dengan mayoritas berprofesi sebagai petani.

 

Desa Karanglo memiliki luas 296.899 Hektar yang dibatasi oleh beberapa wilayah Desa yakni disebelah Utara dengan Desa Sumberarum, sebelah Selatan dengan Desa Padasan, sebelah Barat dengan Desa Temayang dan Margomulyo sedangkan disebelah Timur berbatasan langsung dengan Kecamatan Merakurak.

 

Jarak tempuh Desa Karanglo dari kantor Kecamatan Kerek berjarak sekitar 3 Km, sedangkan jarak dari pusat pemerintahan kota Tuban kurang lebih sekitar 15 Km.

 

Setiap desa memiliki sejarahnya masing – masing tetapi sejarah desa tersebut tertuang dalam dongeng – dongeng yang diwariskan secara turun – temurun dan hanya disampaikan dari mulut – kemulut hingga sangat sulit untuk dibuktikan kebenarannya.

 

Adapun mengenai sejarah Desa Karanglo sendiri seperti yang diceritakan oleh Suharum (43) selaku Kepala Desa Karanglo yang mana cerita terebut tertuang dalam RPJM Desa Karanglo menyebutkan bahwa asal – muasal diberi nama Karanglo berawal dari sebuah dongeng dari orang – orang terdahulu dimana dahulu Desa Karanglo berupa hutan yang banyak ditumbuhi Pohon Lo (Wit Lo Bang) yang dalam pewayangan pohon ini merupakan pohon yang disukai oleh Batara Kala.

 

“Pohon Lo iki disukai oleh Batara Kala, Namun cerita ini tidak dapat dijadikan bukti konkrit, tetapi yang masih saat ini berkembang dan dilestarikan masyarakat Ruwat Kolo. Ruwat Kolo itu yang banyak wayangan di rumah ngeruwat – ngeruwat itu ada wayangan yang punya anak tunggal, saudara tiga laki – laki semua, saudara tiga perempuan semua itu kadang di ruwat (Ruwatan adalah tradisi yang dilakukan masyarakat desa agar kehidupannya senantiasa disertai keselamatan),” Ungkap Suharum (43) saat diwawancarai tim blokTuban, Sabtu (14/10/2023)

 

Mengenai tradisinya sendiri yang masih sangat kental dikalangan masyarakat Desa Karanglo yakni manganan atau sedekah bumi yang dilakukan di Makam Buyut Ki Tuan bin Zaenal yang dilaksanakan di Bulan Suro pada hari Kamis Pon dengan melakukan pengajian dan tahlilan juga.

 

Selain tradisi tersebut Desa Karanglo juga memiliki tradisi wayang ruwatan yang dilakukan siang hari yang dilakukan di rumah masing – masing warga suatu kejadian dan juga sebagai bentuk tradisi untuk meminta kesehatan dan keselamatan.

 

“Tradisinya Desa Karanglo itu ada ruwatan, wayang ruwatan biasanya siang ya jam 9 mulai itu ruwatan, ruwatan itu dipakai anaknya yang tunggal atau kejadian apa gitu kalau di sini entah keyakinan orangnya sendiri – sendiri, kadang orang yang sakit dilaksanakan dirumahnya masing – masing, kalau orang sini itu ruwatan itu dibuat Tombo/golek Tombo (Mencari Obat) biasanya momennya bulan yang bagus adanya bulan besar, bulan Jumadil awal terus bulan Rajab biasanya gitu,” Ungkap Pria 43 tahun tersebut.

 

Mengenai potensinya Desa Karanglo dari pihak desa mau mengembangkan dalam sektor pertaniannya dan adapun untuk warganya pihak desa berupaya dalam mengoptimalkan kebersihan dan kerapian desa yang mana hal ini masih belum bisa teralisasikan.

 

“Mengembangkan dari pertanian kalau dari pihak desa, terus dari warga yang mengembangkan dari warga itu semua itu di desa haru rapi, bersih gitu tapi saya berjalanan 3 tahun, saya mengingat kebersihan itu sangat – sangat sulit, sudah saya adakan rapat disinikan tapi enggak berjalan, ya berjalanan tapi ga berlangsung full tidak bisa,” Ungkap Suharum. [Naw/Ali]