Paralayang di Bukit Lei Tuban Jadi Tumpuan Pengembangan Ikon Wisata Desa Pakis

Penulis : Ahmad Nawaf Timyati Fandawan

blokTuban.com - Desa Pakis merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Grabagan, Kabupaten Tuban. Saat ini, Desa Pakis lebih dikenal oleh masyarakat luas lantaran terdapat Wisata Paralayang Bukit Lei, yang mulai diresmikan oleh Bupati Tuban pada tahun lalu dan sempat juga dijadikan tempat kegiatan kejuaraan Paralayang Jawa Timur. 

Oleh karena itu, Pemerintah Desa (Pemdes) setempat, memiliki rencana dalam pengembangan tempat wisata Paralayang Bukit Lei tersebut. Hal tersebut, diungkapkan langsung oleh Kasi Pemdes Pakis, Subiono. 

Menurutnya, pihak Pemdes Pakis ingin menjadikan wisata tersebut, sebagai ikon desa, sehingga tahun ini pihaknya sudah mulai membuat landasan paralayang nya untuk diperbaiki, sehingga tahun depan bisa digunakan sebagai tempat ajang kejuaraan Kejurda Propov Jatim.  

“Untuk Kedepannya itu Paralayang itu untuk kita istilahnya sebagai Ikon Desa itu kedepannya seperti itu. Kebetulan kan yang di Paralayang sudah diresmikan Mas Bupati Tuban, itu sudah welcome dan kita untuk tahun ini untuk membuat landasan itu untuk diperbaiki nah, dan untuk tahun kedepannya itu untuk kejuaraan kejurda propov Jatim itu,” tuturnya. 

Selain dikenal dengan Wisata Paralayangnya, pria berusia 38 tahun ini juga menambahkan, jika di desa ini terdapat sebuah makam yang bernama Makam Pakis. Konon, di tempat tersebut terdapat sebuah makam yang merupakan mertua dari Ronggolawe.

Kantor Desa Pakis, Kecamatan Grabagan, Kabupaten Tuban. (Foto: Ahmad Nawaf Timyati Fandawan/ bloktuban)

Sehingga, pihak desa juga memiliki rencana untuk membuat pendopo bagi para peziarah, yang datang ke Makam Pakis tersebut. 

“Kebetulan yang diresmikan Mas Bupati kan dua, dan yang di Makam Pakis itu kebetulan Mas Bupati hadir dan juga diresmikan itu ya kedepannya mau dibuat semacam pedopo buat orang-orang ziarah dan tahlil di sana,” tambahnya. 

Lebih lanjut, saat disinggung mengenai tradisi yang masih lestari di Desa Pakis, Subiono mengaku jika masyarakat hingga kini masih erat akan tradisi Sedekah Bumi yang dilakukan di berbagai tempat yang dianggap keramat di desa ini. 

Seperti halnya makam tua bernama Makam Pakis tersebut. Selain itu, juga ada Sendang Telo dan Makam Telo. Sedangkan di Dusun Pancuran salah satunya ada berupa kegiatan tayuban di sendang yang ada di dusun tersebut, serta diadakan pagelaran wayang kulit yang dilakukan di makam Dusun Pancuran.

Menurut sejarah, Desa Pakis terbentuk pada tahun 1442 yang terbagi menjadi dua dusun yakni Dusun Pancuran dan Dusun Telo dengan luas desa sekitar 459,3 Hektar dan dihuni kurang lebih sekitar 2.480 Jiwa dengan mayoritas berprofesi sebagai Petani. 

Desa ini sendiri di sebelah Utara berbatasan dengan Desa Ngino, sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Trutup, sebelah barat berbatasan dengan Desa Menyunyur, dan sebelah Timur berbatasan dengan Desa Kesamben.[Mad/Dwi]

 

*Penulis merupakan mahasiswa aktif Universitas Trunojoyo Madura (UTM) yang magang di media blokTuban.com.

 

Temukan konten blokTuban.com menarik lainnya di GOOGLE NEWS