Menelisik Jejak Wali dari Gapura-Gapura Kompleks Makam Sunan Bonang Tuban

Reporter: Savira Wahda Sofyana

blokTuban.com – Saat kalian mengunjungi Makam Sunan Bonang yang berada di Kelurahan Kutorejo, Kecamatan/Kabupaten Tuban, pemandangan pertama kali yang disuguhkan adalah gapura-gapura unik yang berada di Kompleks Makam Sunan Bonang.

Kepada blokTuban.com, Koordinator Wilayah Juru Pelihara Kabupaten Tuban, Endang Sri Mulyani, mengatakan pada kompleks Makam Sunan Bonang, dikelilingi oleh tembok keliling dan menjadi tiga halaman, yang disusun berturut ke belakang dari arah Selatan ke Utara.

Dimana, masing-masing tembok dibatasi dengan pagar tembok penghubung, antara halaman satu dengan lainnya, yaitu berupa gerbang yang masih berdiri kokoh hingga saat ini dan menjadi cagar budaya.

“Disitus Makam Sunan Bonang ini, gapura satu itu berbentuk regol agak sedikit menunduk. Karena mau masuk ke Makam, istilahnya kita permisi ke seorang wali. Kemudian mau masuk ke cungkupnya itu juga harus nunduk, sebenarnya filosofinya seperti itu,” katanya, Rabu (2/8/2023).

Sementara gapura dua dan tiga berbentuk paduraksa, dimana gapura ini terbuat dari  batu bata kapur, yang sangat indah dan penuh dengan hiasan piring-piring china. Beberapa diantaranya terdapat tulisan Bahasa Arab.

Tulisan-tulisan tersebut adalah nama empat kholifah, diantaranya ialah Abu Bakar, Umar, Usman, dan juga Ali.

“Kalau sudah masuk ke cagar budaya,  memang tidak boleh merubah. Apabila mau mengganti, maka harus dengan bahan yang sama. Misalnya karena sudah aus (rusak) itu harus diganti dengan bahan yang sama, jadi tidak boleh merubah bentuk, mengganti, dan memindah,” paparnya. 

Lebih lanjut, perempuan yang akrab disapa Endang ini menambahkan, setelah melewati gapura tiga dan masuk pada ahalaman tiga, terdapat bangunan kelir. Dimana dalam konsep mitologi kuno sendiri, bangunan kelir berfungsi sebagai penolak bahaya.

“Kalau masuk ke halaman yang paling sakral, biasanya kan memang dari luar tidak langsung kelihatan, jadi fungsinya sebagai penghalang pandang,” ujarnya.

Selain itu, untuk menjaga atau merawat gapura tersebut, maka para peziarah dilarang untuk menaiki, duduk ataupun mencoret-coret gapura  karena dikhawatirkan dapat merusak  nya.  [Sav/Dwi]

 

Temukan konten blokTuban.com menarik lainnya di GOOGLE NEWS