Anda Perokok? Orang Tua Merokok Berisiko Sebabkan Penyakit Jantung pada Anak


Reporter: -

blokTuban.com -P eringatan “Bahaya Merokok” pasti sudah tidak asing lagi bagi kita semua bahkan sudah dikategorikan sebagai rahasia umum. Bagi perokok aktif, hal tersebut hanya angin lalu dan sekadar informasi saja. Padahal, dampak buruk itu tak hanya bagi diri sang penghisap rokok itu sendiri atau perokok aktif tetapi juga akan berdampak kepada orang yang terpapar yang disekitarnya khususnya pada perokok pasif.

Faktanya merokok adalah hal buruk bagi kesehatan Anda dan juga orang lain. Saat seseorang merokok, sebagian besar asapnya tidak masuk ke paru-paru perokok. Namun, sebagian besar asap rokok dilepaskan ke udara, sehingga asap dapat dihirup oleh perokok pasif.  Asap rokok yang terpapar kepadaperokok pasif lebih berbahaya daripada yang diisap oleh perokok aktif. Apalagi anak-anak dan bayi, mereka adalah golongan yang paling rentan jika terpapar asap rokok.

Asap rokok mengandung sekitar 3.000 bahan kimia beracun, dengan 43 di antaranya bersifat karsinogen atau penyebab kanker. Menurut laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) sebanyak 40 persen anak di dunia bahkan telah menjadi perokok pasif. Sebuah studi terbaru mengungkapkan bahwa orangtua yang merokok bisa meningkatkan risiko penyakit jantung pada anaknya kelak.

Para peneliti kemudian menemukan bahwa seseorang yang tumbuh dengan orang tua perokok lebih mungkin untuk mengembangkan fibrilasi atrial, dibandingkan yang tumbuh dengan orang tua bukan perokok. Fibrilasi atrial sendiri adalah ritme denyut abnormal yang terjadi di jantung.

Fibrilasi atrial adalah aritmia jantung (tanda atau gejala dari gangguan detak jantung atau irama jantung), di mana atrial –ruang atas jantung– secara berkala bergetar, bukan berkontraksi secara normal.

Kondisi yang biasa disebut juga dengan A-fib ini memang tidak langsung mengancam jiwa. Tetapi, seiring waktu dapat menyebabkan stroke atau gagal jantung. "Kini, sudah cukup diketahui luas bahwa merokok adalah faktor risiko untuk fibrilasi atrial," kata Dr. Gregory Marcus, peneliti senior dalam studi tersebut, seperti dilansir dari WebMD.

Dalam penelitian sebelumnya, Marcus dan timnya menemukan petunjuk bahwa paparan asap rokok pada masa kecil mungkin berkontribusi terhadap A-fib. Sementara, studi baru yang semakin mendukung bukti tersebut diterbitkan di Journal of American College of Cardiology.

Dr Marcus dan tim menemukan bahwa terpapar asap rokok sejak kecil atau jadi secondhand smoker dapat meningkatkan risikonya. Para peneliti menggunakan data dari dua studi kesehatan besar yang meninjau keluarga selama dua generasi.

Dari situ, mereka mendapatkan informasi soal kebiasaan merokok para orangtua dan anak-anak mereka yang terpapar asap rokok selama bertumbuh besar. Lebih dari 2.800 anak-anak yang tumbuh dewasa tersebut, 14 persen terdiagnosis fibrilasi atrium. “Bisa jadi ada sesuatu tentang terpapar sebagai secondhand smoker itu sendiri berkontribusi pada fibrilasi atrium. Secara biologis, itu masuk akal,” katanya.

Merokok diduga mengubah atria dengan mengganggu struktur dan fungsi bilik jantung. Hal yang sama bisa terjadi saat jantung yang sedang bertumbuh terpapar asap rokok.

Ditambah lagi, lanjut Dr Marcus, pembuluh darah vena paru yang membawa darah dari paru-paru ke jantung diketahui sangat penting dalam fibrilasi atrium. Sehingga bukan tidak mungkin zat racun yang terserap ke dalam paru-paru, baik perokok aktif maupun perokok pasif, bisa berdampak pada atria.

Pada kesimpulannya Dr Marcus menegaskan bahwa hasil studinya bisa menjadi satu lagi alasan untuk tidak merokok di dekat anak-anak. Dan telah diketahui pula bahwa dalam jangka pendek, orangtua yang merokok bisa membuat anak-anak berisiko asma atau infeksi pernapasan.

Sumber: teras.id/life/pat-8/187334/
anda-perokok-orang-tua-merokok-berisiko-sebabkan-penyakit-jantung-pada-anak