Waspada Dehidrasi Setelah Alami Hari Tanpa Bayangan

Reporter : Ali Imron

blokTuban.com - Seluruh wilayah di Jawa Timur (jatim) akan mengalami hari tanpa bayangan. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda mengatakan fenomena bernama kulminasi utama ini akan terjadi mulai hari ini.

Kepala Stasiun Meteorologi Kelas III BMKG Tuban, Desindra Deddy Kurniawan menjelaskan, jika Kabupaten Tuban mengalami hari tanpa bayangan tepat pada pukul 11.18.37 WIB.

‘’Kabupaten Tuban hari ini," kata Desindra ketika dikonfirmasi reporter blokTuban.com, Jumat (11/10/2019).

Desindra menambahkan, kulminasi atau transit atau istiwa' adalah fenomena ketika matahari tepat berada di posisi paling tinggi di langit. 

Saat deklinasi matahari sama dengan lintang pengamat, fenomenanya disebut sebagai Kulminasi Utama.

Pada saat itu, matahari akan tepat berada di atas kepala pengamat atau di titik zenit. Akibatnya, bayangan benda tegak akan terlihat "menghilang", karena bertumpuk dengan benda itu sendiri. Karena itu, hari saat terjadinya kulminasi utama dikenal juga sebagai hari tanpa bayangan.

Hari tanpa bayangan terjadi karena bidang ekuator bumi atau  bidang rotasi bumi tidak tepat berimpit dengan bidang ekliptika atau bidang revolusi bumi.

Sehingga posisi matahari dari bumi akan terlihat berubah terus sepanjang tahun antara 23,5o LU s.d. 23,5o LS. Hal ini disebut sebagai gerak semu harian matahari.

Pada tahun ini, matahari tepat berada di khatulistiwa pada 21 Maret 2019 pukul 05.00 WIB dan 23 September 2019 pukul 14.51 WIB. 

Sedang pada 21 Juni 2019 pukul 22.55 WIB,  matahari berada di titik balik utara (23,5o LU) dan pada 22 Desember 2018 pukul 11.21 WIB matahari berada di titik balik selatan (23,5o LS).

Lebih dari itu, waktu terjadinya hari tanpa bayangan di Indonesia, mengingat posisi Indonesia yang berada di sekitar ekuator, kulminasi utama di wilayah Indonesia akan terjadi dua kali dalam setahun dan waktunya tidak jauh dari saat Matahari berada di khatulistiwa.

"Sebagai contoh untuk kota Pontianak yang tepat terbelah oleh garis khatulistiwa, kulminasi utamanya terjadi pada 21 Maret 2019 pukul 11:50 WIB dan pada 23 September 2019 pukul 11.35 WIB," terangnya.

Sementara, untuk kota Jakarta, fenomena ini terjadi pada 5 Maret 2019, yang kulminasi utamanya terjadi pada pukul 12.04 WIB, dan pada 9 Oktober 2019, yang kulminasi utamanya terjadi pada pukul 11.40 WIB. 

Secara umum, kulminasi utama di Indonesia terjadi terjadi antara 22 Februari di Seba, Nusa Tenggara Timur hingga 5 April di Sabang, Aceh dan 8 September di Sabang, Aceh sampai dengan 21 Oktober di Nusa Tenggara Timur.

Ditambahkan, Kasi Data dan Informasi BMKG Juanda Teguh Tri memaparkan, karena posisi matahari tepat di atas kepala, masyarakat untuk mewaspadai adanya peningkatan suhu. Saat siang akan berpotensi menyebabkan dehidrasi.

"Berkisar 0,5-1 C dari normalnya terutama di siang hari yang berpotensi menyebabkan dehidrasi. Tetap menjaga kondisi dengan asupan air yang cukup bagi tubuh," imbuhnya.

Dari data yang diterima, wilayah Jatim yang mengalami hari tanpa bayangan pada Jumat (11/10) yakni Sumenep, Bangkalan dan Tuban. 

Selanjutnya pada Sabtu (12/10) wilayah Surabaya, Pamekasan, Sampang, Sidoarjo, Gresik, Lamongan, Bojonegoro dan Ngawi.

Kemudian pada Minggu (13/10), fenomena ini terjadi di Situbondo, Kraksaan, Probolinggo, Pasuruan, Bangil, Mojosari, Mojokerto, Jombang, Ngasem, Kediri, Nganjuk, Caruban, Madiun dan Magetan.

Selanjutnya pada Senin (14/10), fenomena ini terjadi di Bondowoso, Jember, Lumajang, Malang, Kepanjen, Batu, Kanigoro, Blitar, Tulungagung, Trenggalek, Ponorogo dan Pacitan. Terakhir pada Selasa (15/10), hari tanpa bayangan terjadi di Banyuwangi. [ali/ono]