EMCL Sosialisasikan Keamanan Jalur Pipa Minyak Banyuurip

Reporter: Ali Imron

blokTuban.com - ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) bekerjasama Yayasan Sedulur Pena (YSP) kembali menyosialisasikan keamanan dan keselamatan jalur pipa minyak Lapangan Banyuurip di Pendopo Kecamatan Plumpang, Kabupaten Tuban. 

Ada tujuh perwakilan desa terdiri dari Kades, tokoh masyarakat, dan pemuda yang hadir. Mulai Desa Trutup, Kesamben, Sumurjalak, Ngrayung, Kepohagung, dan Sumberagung, Kecamatan Plumpang, ditambah Desa Minohorejo Kecamatan Widang. 

Hadir pula dalam sosialisasi Camat Plumpang, Syaifiudin, Kalakhar Pam Obvitnas Polda Jatim, Danramil Plumpang, perwakilan EMCL, Kapolsek Plumpang AKP Budi Friyanto, security dan petugas pertanahan EMCL. 

Manager Program ROW, Muslimin mengatakan pada 2018-2019 kami telah menjalankan sosialisasi dan kampanye keselamatan 72 Km jalur pipa dari Bojonegoro dan Tuban. Program ini menyasar mulai masyarakat tingkat kabupaten, kecamatan, desa dan warga yang bersinggungan jalur pipa. 

Semua kecamatan di Bojonegoro sudah diberi sosialisasi. Untuk di Kabupaten Tuban sosialisasi telah dilaksanakan di Kecamatan Soko, Rengel, dan hari ini di Kecamatan Plumpang. Pekan yang akan datang akan menyasar Kecamatan Palang. 

"Selain kegiatan yang dimaksud, kami juga melaksanakan kampanye langsung ke penggarap lahan SKK Migas. Agar hal-hal atau pelanggaran kecil bisa diminimalisir bahkan bisa dihilangkan," Kata Muslimin, Kamis (8/8/2019).

Forum kali ini tujuannya diskusi terkait hal-hal seputar jalur pipa. Kedua singkronisasi proyek desa yang sekiranya bersinggungan dengan jalur pipa, termasuk UPT dinas PU yang membawahi Plumpang, Rengel, dan Soko. 

Bagi perwakilan desa yang hadir juga diharapkan mengecek kembali, data proyek yang dimungkinkan bersinggungan dengan jalur pipa. 

"Alasan Kades yang kita undang karena muara keluh kesah pasti ke desa. Bapak ibu kepala desa kami mohon kerjasamanya dan berbagi informasi demi keamanan dan keselamatan jalur pipa," ujarnya. 

Camat Plumpang Syaifiudin, berterimakasih kepada YSP yang bekerjasama dengan EMCL menggelar acara hari ini. Semoga memberi manfaat dan bagaimana kami harus bertindak dan kenyamanan masyarakat pada umumnya.

"Kita kadang tidak menyadari wilayah kita dilalui jalur pipa yang vital bagi bangsa Indonesia," jelasnya. 

Kebutuhan energi di Indonesia saat ini sangat besar. Jumlah produksi dan konsumsi sudah tidak seimbang. Bagaimanapun keberadaan energi di Indonesia masih harus dicari. 

Tepatnya di Kecamatan Plumpang, Camat Asep meminta yang hadir untuk ikut menjaga keberadaan jalur pipa di wilayahnya. Jika tidak dijaga tentu akan berpengaruh terhadap produksi minyak nasional. 

Pihaknya berharap kegiatan ini terus berlanjut, karena manusia sifat dasarnya lupa. Kampanye harus istiqomah, karena semata-mata untuk menjaga vitalnya asset negara ini yang memberi energi secara umum. 

"Apapun informasi dari forum ini, nanti harus dikembangkan ke jaringannya baik dari kades, tokoh masyarakat, maupun pemuda. Kami khawatir kalau masyarakat tidak tahu jalur pipa, akan terjadi kerusakan pipa. Yang paling penting kita memberitahu jika ada jalur pipa, dan apa saja hal yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan di atas jalur pipa," pintanya. 

Lebih dari itu, tidak semua kegiatan di Plumpang dilakukan warga asli setempat. Sebagai contoh PT Kirana di Desa Sumberagung. Oleh karena itu, perlu digiatkan kampanye ini supaya tidak terjadi dampak yang merugikan kita semua. 

Perwakilan EMCL, Andi Widianto, menambahkan Blok Cepu adalah 90% wilayahnya di Bojonegoro dan sisanya di Blora. Sementara yang produksi baru Lapangan Banyuurip dan pengembangan di Kedung Keris.

Di awal pengembangan Lapangan Banyuurip tahun 2006, produksi sebesar 165 ribu bph dengan cadangan minyak diprakirakan 450 juta barel minyak. Masa kontruksi karena jadi megaproyek di Indonesia, maka dibagi lima EPC. 

Berjalannya waktu Lapangan Banyuurip ditingkatkan lagi produksinya hingga 220 ribu bph atau setara 25 persen produksi minyak nasional. Tentu ini salah satu angka signifikan, karena di APBN hanya di target 216 ribu bph. 

"Kabar baiknya lagi cadangan minyak hanya 450 juta barel minyak, setelah diteliti kembali cadangan minyak meningkat 823 juta barel minyak. Nah ini sedang dikembangkan, Lapangan Kedung Keris di Kecamatan Kalitidu. Produksi diprakirakan 10 ribu bph," imbuhnya. 

Lebih lanjut, Andi berharap misalnya ada kegiatan tertentu di masing-masing desa, supaya bisa diinformasikan secara dini kepada EMCL. Tujuannya supaya perusahaan bisa memberi panduan kontruksi aman di atas jalur pipa. 

ROW secara umum lebarnya 12 meter. Di bawahnya ada pipa dan kabel optik. ROW sebagian besar tanah yang sudah dibebaskan untuk fasilitas Migas dan sisanya TKD dengan perjanjian sewa. Kemudian sebentar lagi akan dilakukan tukar guling sesuai intruksi regulasi. 

"Kenapa perlu lahan selebar 12 meter. Pertama untuk memudahkan personel saat mengecek dan memantau jalur pipa. Kedua untuk keperluan pemantauan udara. Tujuannya memastikan tidak ada pohon rindang, dan bangunan di jalur pipa," tambahnya. 

Pipa minyak sendiri ditanam 1,8 sampai 2 meter rata-rata. Kalau jalan raya dan sungai ditanam dengan perlakuan khusus. Supaya masyarakat tahu keberadaan pipa, maka EMCL memberi tanda berupa patok, dan papan pengumuman pipa bertekanan tinggi dan berbahaya. 

Ada nomor telepon yang tercantum, jika ada hal diluar wajar bisa langsung telepon gratis atau sms. Untuk statistik pelanggaran mulai menurun. Paling tinggi pada tahun 2017 dan sampai sekarang menunjukkan tren turun. [ali/lis]