Ini Penjelasan Kadisparbudpora Soal Batalnya Pentas Rampak Bedug

Reporter : Ali Imron

blokTuban.com - Batalnya pentas rampak bedug di clossing seremony Porprov VI Jatim 2019 telah menjadi buah bibir di kalangan publik Kabupaten Tuban. Karena pertunjukan lokal yang melibatkan 168 peraga ini, dinantikan dan digadang-gadang menyambut kedatangan Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa dan Menpora Imam Nahrawi. 

Kepala Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) Tuban, Sulistiyadi mengatakan sebetulnya konsep rampak beduk itu sudah bagus, garapannya baik musiknya maupun kolaborasi antar beduknya sudah beres.

Begitu gladi bersih bersama Humas Provinsi ada tampilan yang diberhentikan oleh humas propinsi. Terus begitu di hari H-nya ada Menpora juga hadir sehingga ada tampilan bedug yang harus dipotong lagi karena memberi waktu Menpora untuk sambutan.

"Akhirnya waktu untuk beduk dikurangi lagi, sehingga penampilan beduk yang diharapkan spektakuler sudah tidak ada waktu lagi," kata Didit ketika dihubungi blokTuban.com, Selasa (16/7/2019). 

Didit menambahkan, itu kan memang acaranya provinsi jadi kami dari Tuban bersama tim termasuk dari Humas Tuban tidak bisa mempertahankan. 

Komposer kolaborasi Rampak Bedug, Eko Hardoyo mengaku sangat kecewa atas pembatalan pementasan Rampak Bedug. Pembatalan yang diduga sepihak itu terjadi di menit akhir menjelang pementasan Rampak Bedug yang melibatkan 168 orang peraga dari berbagai kecamatan di Tuban.

"Ada sekitar 99 bedug, 50 terbang bancahan, dan satu set gamelan yang sudah siap di lokasi. Namun karena insiden pembatalan sepihak ini, seluruh alat musik itu tidak jadi dimainkan," terang Eko terpisah. 

Lebih lanjut, Eko mengatakan ada pemberitahuan pembatalan menjelang giliran tuan rumah Tuban pentas dinilai sangat lucu dan menyakitkan. 

"Baru kali ini berolah seni mengalami peristiwa seperti ini. Kalau dibatalkan, silahkan tidak masalah. Asal jauh hari diberitahu. Atas pembatalan ini seluruh kru yang terlibat sangat kecewa. Karena perlakuan seperti itu tidak memanusiakan manusia. Timnya proses lebih dari sebulan. Tahapan dari perekrutan peraga hingga proses studio. Rampak Bedug yang saya kolaborasi dengan gamelan dan terbang bancahan melibatkan 168 peraga terdiri dari siswa SMP, SMA, dan komunitas seni," tutupnya. [ali/col]