Musim Hujan Jadi Kendala Produksi Gerabah Ngadirejo
 
Reporter: M. Anang Febri
 
blokTuban.com - Produksi gerabah di kawasan sentra industri Desa Ngadirejo, Kecamatan Rengel sangat bergantung dengan kondisi terik matahari dan hembusan angin. Namun, dalam kondisi musim tak tentu saat ini setiap saat bisa terjadi hujan lebat, pengusaha gerabah setempat mengaku terkendala.
 
Ditemui blokTuban.com di lokasi pengeringan gerabah, Parlan (48) mengatakan, bahwa cuaca tak tentu bisa mempengaruhi proses pengeringan. Proses pengeringan yang masih manual, menggunakan kayu dan jerami untuk bahan membakar gerabah bisa mengulur waktu jika terjadi hujan.
 
"Proses pngeringan, dibakar seperti ini kalau teriknya maksimal bisa selesai 5 jam. Sedangkan kalau hujan, bisa molor sampai 8-10 jam. Sangat tergantung panas matahari dan angin," ujarnya ketika akan membakar jerami yang sudah ditumpukan diatas gerabah, Sabtu (9/3/2018).
 
Dalam sehari, jika cuaca panas maksimal tanpa ada hujan dan mendung, usaha gerabah lelaki 6 cucu itu mampu menghasilkan 50 jenis gerabah.
 
Untuk omset, gerabah miliknya sekali setor ke pengumpul dan tengkulak di pasar mendapatkan uang mulai Rp 1.500.000 hingga Rp 2.000.000. Dia dapat mengirim 16 hingga 20 kali dalam sebulan.
 
"Sedangkan jika cuaca buruk melanda, omset yang didapat per bulan bisa berkurang sekitar 20 hingga 45 persen dari biasanya. [feb/ito]