Berawal dari Suka Nonton Film dan Mendengarkan Lagu Korea

Kontributor: Dewi Ratna Sari

blokTuban.com-Mempunyai hobi menonton drama, mendengarkan musik dan menjajal makanan Korea membuat Emy Septianasari mendapatkan ide mengembangkan hobinya tersebut untuk membuka usaha. Dan, yang dipilih adalah membuka kedai khusus makanan Korea yang halal pertama Tuban.


Dengan senyuman mengembang, perempuan itu bercerita tentang awal mula mendapatkan ide untuk membuka kedai makanan korea tersebut. Teman-temannya semula yang menyuruh dia untuk membuka kedai makanan tersebut. Awalnya, wanita 30 tahun ini hanya melakukan delivery order (DO) kepada para pelanggan yang memesan makanan darinya. Itu pun hanya beberapa teman dan kenalannya saja.


“Butuh waktu yang tidak singkat hingga saya berani membuka kedai makanan khusus korea ini. Awalnya saya tidak percaya diri dengan kemampuan memasak yang saya miliki. Tetapi saya terus berlatih dan bereksperimen hingga saya yakin bisa,’’ujarnya


Saat itu, tidak hanya masalah kepercyaan diri yang menjadi kendalanya. Dia juga dibingungkan oleh masalah bahan baku dan bumbu untuk membuat masakan korea agar bisa dikonsumsi oleh lidah orang Indonesia. Bukan hanya cocok atau tidaknya bahan baku dan bumbu, masalah halal dan haramnya bahan baku tersebut sempat menganggunya. Sebab, masakan umumnya menggunakan daging dan bumbu yang diharamkan oleh agama Islam.


“Dan akhirnya saya membuat sendiri bahan-bahan yang saya gunakan, termasuk kimchi (acar khas Korea). Tetapi untuk bumbu bubuk pedas, saya mengimportnya langsung dari Korea Selatan, karena disini belum ada bumbu yang seperti itu, ‘’ perempuan kelahiran 2 September tersebut.


Wanita yang telah memiliki satu anak ini juga pernah mengikuti ajang memasak Master Chef di Surabaya pada tahun 2014. Saat itu dia lolos ke babak kedua yakni 60 besar, setelah mengalahkan 1.200 peserta.Menu yang dibawanya pun tergolong unik, yakni otak-otak bandeng, makanan khas kota Gresik. Setelah itu dia lolos ke babak ketiga dengan 30 peserta, dia tak lolos ke pada babak selanjutnya.


Hal yang membuatnya gagal pun bukan karena masakannya yang tidak enak, tetapi karena dia melakukan kesalahan dalam mengoperasikan microwave. Sehingga alat masak tersebut meledak dan gosonglah makanan yang dia masak. Maklum saja karena itu pertama kali dia menggunakan microwave.


“Hanya satu hal yang memotivasi saya untuk mengikuti ajang memasak Master Chef tersebut, yakni saya ingin diakui oleh suami saya bahwa masakan yang saya masak itu layak untuk dimakan,” ucapnya penuh semangat ketika mengingat moment tersebut.


Setelah gagal mengikuti ajang masak Master Chef, wanita yang akrab disapa Unni oleh para pelanggannya ini pun mengikuti les selama 6 bulan di Surabaya. Sekarang dia sudah menjadi Chef yang bersertifikat dengan menggunakan nama Miko Quinn. Dan dengan nama Miko Quinn inilah akhirnya kedai makanan khusus korea halal itu dinamakan.


Alumni Universitas Ronggolawe Tuban jurusan Bahasa Inggris tahun 2010 ini, tidak hanya aktif dalam mengelola kedai Korea yang dimilikinya, dia juga aktif menjadi tutor les Bahasa Inggris. Pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2014 dia menjadi tutor di tempat les LP3I, namun sayangnya dia harus berhenti karena tempat les tersebut ditutup.


Tutupnya tempat les tersebut tidak membuat dirinya berhenti mengajar, sampai saat ini dia tetap menjadi tutor door to door di sekitar tempat tinggalnya. Tidak hanya itu, Unni juga menjadi pengajar aktif di SD Widang.
Meskipun kegiatan mengajarnya yang lumayan padat, dia tetap bisa mengatur waktunya untuk tetap menjalankan bisnis kedai khusus makanan korea miliknya tersebut.


“Kalau kalian ingin keluar dari zona nyaman kalian, maka bukalah sebuah usaha,” pesan dia mengakhiri perjumpaan.[dee/ono]

*kontributor adalah seorang mahasiswa fisip unirow magang di blokTuban