Masih Kemarau, Petani Kacang Hijau Merugi

Kontributor: M. Anang Febri

blokTuban.com - Musim kemarau yang berlangsung hingga kini, mengakibatkan petani kacang hijau banyak merugi dalam hasil panennya. Pasalnya, dari kemarau tersebut terjadi kesusahan air yang merata dirasa para petani mempengaruhi hasil panen kian memburuk.

Demikian halnya yang dialami petani yang ada di Desa Maibit, Kecamatan Rengel. Sugio (45), salah satu petani kacang hijau mengaku hasil panen sawah miliknya selebar 1,2 hektar hanya menghasilkan sedikit kacang hijau.

"Panenan kali ini buruk. Antara tenaga, dan uang yang dikeluarkan nggak sebanding sama hasilnya," ungkap petani yang berasal dari Desa Ngadirejo, Kecamatan Rengel tersebut kepada blokTuban.com, Minggu (24/9/2017).

Dia menambahkan, di sawah yang berdekatan dengan jalan raya tersebut, sebelumnya sudah ditanam bibit kacang hijau sejumlah 10 kg pada sawahnya. Namun berbeda dengan yang diharapkan, bibit tersebut yang hidup hanya sedikit, sisanya mati akibat kekurangan air.

"Kendala nomor satu ya air itu, harus punya uang lebih untuk beli air yang dialirkan dari Swndang Pekuwon," papar Maslikah (40), yang juga ikut memanen kacang hijau milik suaminya.

Dari data yang didapatkan tim, petani di sekitar Desa Maibit harus membeli air dahulu ketika mereka mau mengairi sawah-sawah miliknya.

Harga yang dipatok pun relatif mahal, mereka harus membayar Rp 20.000 per jamnya untuk pengairan. "Sawah selebar ini bisa penuh air sehari semalam, jadi ya uangnya harus banyak," tambahnya.

Bila dihitung, petani tersebut bisa mengeluarkan uang hampir Rp 500.000 untuk terus menjaga tanamannya agar tetap hidup.

"Jadi ya seadanya begini, sore ini bisa panen 1kg kacang hijau saja sudah senang," pungkas Maslikah. [feb/ito]