Gagal Produksi, Garam Langka di Pasaran

Reporter: Edy Purnomo

blokTuban.com - Ketiadaan garam terjadi di sejumlah pasar tradisional Tuban. Kenaikan harga bumbu dapur inipun ditaksir sudah mencapai dua kali lipat dibanding harga sebelumnya.

Kelangkaan garam di Tuban cukup aneh. Mengingat Tuban adalah wilayah pesisir dengan tambak garam yang tidak sedikit. Para petani garam menyebut, tahun ini gagal produksi karena faktor cuaca.

"Saat mau panen, ternyata turun hujan sehingga garamnya tidak jadi," kata Munasir, petani garam asal Desa Cempokorejo, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban.

Gagalnya produksi garam di Tuban tampaknya berimbas pada ketersediaan di tingkat pedagang. Garam jenis grosok (kasar) hasil produksi lokal sangat sulit ditemukan di pasar, sementara garam halus kemasan yang biasanya didatangkan dari luar daerah masih bisa didapat, namun dengan harga lebih mahal.

"Sudah beberapa hari ini pedagang tidak mendapat kiriman garam," kata Rumi, seorang pedagang di Pasar Baru Tuban, Jumat (21/7/2017).

Rumi menerangkan, harga garam satu bal berisi 20 bungkus kecil seharga Rp50 ribu. Padahal harga sebelumnya tidak lebih dari Rp22 ribu. Sementara untuk harga satuan sekarang mencapai Rp4.500 dari harga biasa berkisar Rp1.500.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tuban menampik adanya kabar kelangkaan garam di pasar-pasar Tuban. Kasi Perdagangan di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Tuban, Totok menjelaskan, stok bumbu dapur itu masih stabil.

"Kelangkaan tidak ada, harga juga stabil. Mungkin itu di daerah lain, bukan di Tuban," jelas Totok. [pur/rom]