Tapak Jejak Para Wali di Petilasan Walisongo Tambakboyo

Reporter: Moch. Sudarsono

blokTuban.com - Tambakboyo merupakan salah satu kecamatan yang wilayah geografisnya berada di garis pantai, atau tepat berada di Jalur Pantura Kabupaten Tuban. Siapa sangka di Kecamatan ini terdapat salah satu bangunan bersejarah yang menjadi syiar Wali Songo. Bangunan tersebut diberi nama 'Petilasan Wali Songo' tepatnya di Desa Gadon. Mungkin selama ini benar jika Kabupaten Tuban merupakan tempatnya para wali, dengan dibuktikan bangunan-bangunan bersejarah yang ada di sejumlah wilayah Tuban.

Seorang juru kunci, Mbah Marzuki mengatakan, bahwa bangunan petilasan wali songo ini sudah lama ada, mungkin sejak zaman para wali dulu. Namun ditemukannya kira-kira pada saat zaman penjajahan belanda di Indonesia, sebab pada saat itu sudah ada yang menjaga petilasan ini yaitu Mbah Kamtari Sarbani.

"Juru kunci petilasan ini tak lain adalah masih ada garis darah, sebab Juru kunci pertama Mbah Kamtari Sarbani ini masih moyang saya, setelah Mbah Kamtari Sarbani meninggal digantikan oleh Mbah Syuhadak, setelah itu dilajutkan oleh Mbah Mahbub pada saat itu sebagai Moden Gadon, kemudian Mbah Mahbub meninggal selanjutnya digantikan Mbah Sutarji, begitu Mbah Sutarji meninggal baru saya yang menggantikan sampai sekarang," terangnya kepada blokTuban.com.

Lanjut Marzuki menambahkan, bahwa tempat ini merupakan tempat keramat, karena dulu ada beberapa orang yang mencoba menguji benda-benda di tempat ini, dengan mengambil sehelai kain dan dibuat jahitan untuk pakaiannya, namun apa yang dilakukannya menjadikan musibah, orang tersebut sakit dan akhirnya mengakui kekeramatannya tempat petilasan ini.

"Ditempat petilasan ini terdapat sebuah bekas orang duduk dan dua buah tapak kaki yang berada di dalam ruangan, bekas tapak itulah yang diyakini milik dari para wali allah," papar Marzuki.

Tak hanya itu, masih kata Marzuki, bahkan pernah ada proyek dari Dinas Pekerjaan Umum (PU) yang akan melakukan pelebaran jembatan, dengan menggusur tempat ini dan memindahkan petilasan atau tapak yang ada dalam bangunan ini, namun tidak bisa dilakukannya.

"Saya bersama saudara saya pernah sowan ke Mbah Maimun Zubair, kyai sepuh asal Kecamatan Sarang Kabupaten Rembang untuk berkonsultasi tentang petilasan ini, beliau menyarankan agar saya merawat dan menjaga petilasan. Sebab tempat tersebut dianggapnya keramat dan merupakan tempat bersejarah," pungkasnya. [nok/rom]