Berharap Punya Merek Paten

Reporter : Mochamad Nur Rofiq

blokTuban.com - Biarpun terbilang cemilan lawas, makanan ringan yang disebut rengginang tidak pernah tergerus zaman. Buktinya, usaha pembuatan rengginang tetap eksis. Salah satunya adalah sentra pembuatan rengginang di Dusun Bendo, Desa Talok, Kecamatan Bangilan, Kabupaten Tuban, Jawa timur. Di desa ini terdapat puluhan pengrajin rengginang. Sebagai kabupaten yang kaya budaya, Tuban juga memiliki beragam makanan khas daerah.
 
Kepala desa setempat, Triswanto saat ditemui reporter blokTuban.com, Jum’at (29/4/2016) menjelaskan, ternyata hampir 30 % penduduk desa yang ia pimpin, rata-rata berprofesi sebagai pengrajin rengginang. "Ada puluhan yang sudah menjalankan bisnis tersebut secara turun temurun. Dan para pengrajin rengginang di desanya tersebar di Dusun Bendo," katanya.
 
Damis, perempuan berusia 49 tahun, adalah salah satu pengrajin rengginang di Dusun Bendo sejak tahun 80-an. "Sudah lama kami menjalankan usaha membuat rengginang di desa kami, awalnya dulu hanya membuat rengginang untuk acara-acara tertentu saja, namun kini kami jalankan untuk bisnis," tutur nenek satu cucu itu.

[Baca juga: Sidokumpul, Sentra Rengginang Bumi wali]
 
Meskipun sifatnya home industri, para pengrajin rengginang di Bendo sudah mampu menyuplai pasar-pasar di daerah Tuban selatan, seperti pasar Jatirogo, Bangilan, Senori dan Singgahan.
 
Untuk memasarkan rengginang produksinya, Damis membawa ke pasar Kecamatan Bangilan. "Hasil pembuatan rengginang kami menjualnya ke pasar Bangilan, dalam bentuk sudah digoreng maupun mentah," katanya.
 
Selama ini, yang menjadi kendala produksi rengginang adalah cuaca. Bila musim hujan seperti saat ini, tak jarang juga rengginang rusak karena jamuran, "Saat kekurangan panas, rengginang akan lama keringnya, dan bisa menimbulkan jamur," tandasnya.
 
Berbekal pengalaman yang sudah bertahun-tahun, dalam menjalankan pembuatan rengginang, Mak Damis, sapaan akrabnya, sudah mampu memproduksi 50 kilogram beras ketan per hari, bahkan bisa lebih kalau musim hajatan dan hari raya.
 
Kini omset dari usahanya, Damis mampu menikmati keuntungan sekitar 350 ribu perminggu. Dengan harapan, ke depan usahanya makin maju dan makin dikenal masyarakat luas, "Kami ingin sekali membuat merek untuk usaha ini, agar bisa menarik pembeli dan jadi merek paten usaha kami di Tuban," pungkasnya. [rof/rom]