Gulai Kepala Kambing, Primadona Pemburu Kuliner

Reporter: Dwi Rahayu

blokTuban.com - Menikmati akhir pekan belum lengkap rasanya kalau belum mencicipi kuliner lezat satu ini. Setelah melewatkan Sabtu dengan berjelajah beberapa lokasi istimewa di Tuban, kini tiba saatnya menjelajah rasa dan memanjakan lidah para blokers (sapaan akrab pembaca blokTuban.com).

Sedikit berlemak, gulai kepala kambing hadir di Minggu kali ini. Kelezatan panganan yang satu ini dijamin bakal menyajikan cita rasa menggiurkan. Adalah warung miliki Sakirun (68), atau acap disapa Mbah Run ini menyediakan gulai kepala kambing utuh dengan harga terjangkau dan memiliki tempat di hati pecinta kuliner kebanyakan.

Tidak perlu bingung menemukan lokasi warung berjuluk bonek ini. Beralamat di Dusun Lambangan, Desa Bangunrejo, Kecamatan Soko cukup mudah ditemukan. Berjarak sekitar 35 kilometer dari Tuban kota, untuk mencapai lokasi yang dimaksud dapat ditempuh menggunakan kendaraan umum atau kendaraan pribadi.

Jika blokers memilih menggunakan moda trasportasi umum, musti menemukan bus arah Bojonegoro-Tuban, tidak yang lain. Ongkos untuk bus biasanya di patok ongkos sekitar Rp10.000 dengan waktu tempuh sekitar satu jam. Sedangkan jarak tempuh kendaraan pribadi kurang lebih 45 menit dengan kecepatan sedang.

Untuk menemukan warung bonek, blokers harus menemukan Balai Desa Bangunrejo tepat di sebelah barat jalan. Terdapat perempatan, perlu mengambil arah ke barat sekitar satu kilometer tanpa belok. Setelah tiba di perkampungan padat penduduk akan dijumpai warung cukup sederhana, bahkan tanpa tanda mencolok di utara jalan. Inilah warung yang mashyur akan gulai kepala kambing, yang dikenal seantero tanah Bumi Wali, sebutan Tuban.

Olahan kepala kambing utuh yang telah ada sejak 33 tahun ini, akrab di lidah masyarakat Tuban sekitar. Bumbu dan cara masak yang membedakan dari warung kebanyakan, yaitu bumbu setiap hari selalu fresh alias baru. Nama Mbah Run seolah menjadi jaminan atas panganan ini.

"Bumbu harus diulek pakai tangan dan cara memasaknya di atas kompor tradisional dengan kayu bakar," kata Sakirun, kepada blokTuban.com.

Bersama sang istri, Urip (70), usaha yang ia geluti mencoba mempertahankan proses memasak gulai kepala kambing secara tradisional. Bahan yang dibutuhkan diantaranya cabai, bawang merah, bawang putih, ketumbar, merica, garam dan seperangkat alat penghalus bumbu atau layah dan ulek, begitu masyarakat menyebutnya.

Sementara itu, kepala kambing yang sudah dibersihkan dari bulu dan kotoran dimasukkan ke dalam air mendidih beserta beberapa rempah. Kepala kambing dididihkan hingga matang dan memiliki tekstur empuk.

"Sesuai aturan kesehatan, daging sebelum dikonsumsi harus dimasukkan lemari pendingin terlebih dahulu. Apapun jenis daging lebih baik masuk kulkas, minimal 4 jam dan untuk lebih baik 8 jam supaya bakteri mati," ujar Mbah Run.

Ketika bumbu dan kepala kambing siap, memasak gulai kepala kambing tinggal finishing. Dengan memasukkan minyak goreng secukupnya di atas penggorengan bumbu dan kepala kambing dari kulkas dimasak menjadi satu dengan tambahan santan untuk menghasilkan kuah.

Seketika aroma sedap dari paduan rempah alami dan bau khas daging kambing memenuhi udara. Gulai kepala kambing menunggu giliran untuk disantap. Satu lagi yang unik, tanpa perlu piring cantik, cukup meletakkan kepala kambing diatas semacam baskom besar yang muat satu kepala kambing. Tidak akan kehilangan selera, justru dengan asap masih mengepul semakin menggugah gairah makan.

"Selera cocok di lidah pelanggan. Dijamin di tempat lain tidak ada. Cara memasak yang pas juga menghasilkan daging yang empuk,” tambah Urip.[dwi/rom]