Isu Flu Burung, Penjualan Daging Ayam Turun Drastis

Reporter: Edy Purnomo

blokTuban.com - Isu virus H5N1 kembali mengguncang tanah air. Akibatnya, penjualan daging unggas, terutama daging ayam, ikut terpengaruh karena masyarakat takut terjangkit virus yang lebih dikenal sebagi flu burung.

Seperti daerah lain, konsumen di Kabupaten Tuban juga mengkhawatirkan keberadaan virus itu. Mereka lebih memilih mengurangi konsumsi daging ayam, dan beralih ke menu lain yang dirasa lebih aman.

"Katanya di berita ada virus flu burung, takut juga mengkonsumsi daging ayam," kata salah satu konsumen, Nadin (34), di Pasar Baru, Jalan Gajah Mada, Tuban, Rabu (23/3/2016).

Menurunnya konsumsi daging ayam berimbas pada sepinya aktivitas jual beli. Masalah ini dirasakan pedagang ayam di Pasar Baru Tuban. Lapak yang mereka tunggui, tampak sepi dibandingkan dengan hari biasa. Padahal, pasar ini merupakan terbesar di Kabupaten Tuban. Pedagang menyebut, omset penjualan mereka menurun sampai 50 persen.

"Awalnya perhari bisa jual 100 ekor, sekarang paling banyak hanya 50 ekor," jelas seorang pedagang daging ayam, Sidik (50), di lapak Pasar Baru Tuban.

Daya beli masyarakat menurun, tentu berpengaruh juga pada keuntungan yang mereka dapat. Terlebih, harga daging ayam sekarang juga mengalami penurunan. Seperti harga ayam potong Rp30 ribu menjadi Rp28 ribu perkilogram, kemudian juga harga daging ayam kampung dari Rp50 ribu menjadi Rp45 ribu perkilogram.

"Untungnya ya jadi sedikit Mas, wong gak laku juga," timpal pedagang lain, Hartatik. [pur/ito]