Lumbung Padi Sebagai Gerakan Swasembada Pangan

Reporter: Ahmad Syahid

blokTuban.com - Lumbung padi adalah salah satu gerakan swasembada pangan yang hari ini menjadi prioritas pemerintah Republik Indonesia (RI). Saat ini hanya sedikit di Kabupaten Tuban terdapat lumbung padi tersebut, antara lain adalah lumbung padi 'Tekad Makmur' yang dikelola oleh kelompok tani 'Banyu Asri' di Desa Banyu Urip, Kecamatan Senori, Kabupaten Tuban.

Lumbung padi ini didirikan sejak tahun 2009 silam. Saat itu Kelompok Tani (Poktan) 'Tekad Makmur' yang diketuai oleh Sudi (58), mendapat bantuan dari Dinas Pertanian Kabupaten Tuban, untuk membuat lumbung padi tersebut. Pada awalnya dari Dinas Pertanian memberikan bantuan 9,5 Ton padi kering. Namun saat ini sudah berkembang yakni sudah mencapai sekitar 15 Ton padi kering.

Sistem yang digunakan untuk menjalankan lumbung padi ini adalah dengan simpan pinjam kepada kelompok tani berupa padi. Selanjutnya saat musim panen tiba, mereka mengembalikan pinjaman tadi dengan padi pula. Saat ini animo masyarakat sudah tinggi untuk memanfaatkan lumbung padi tersebut, sebagai sarana untuk simpan pinjam bagi petani di Desa Banyu Urip.

Ketua lumbung padi 'Tekad Makmur', Sudi (58) menyampaikan, bahwa saat ini masyarakat sudah mulai percaya dan menganggap lumbung padi ini bisa dimanfaatkan. Saat awal proses berdiri, pihaknya mengalami banyak kendala, terutama sifat apatis dan pesimis dari pejabat hingga anggotanya. Namun ketika sudah berjalan 6 tahun, saat ini malah padi yang ada di lumbung bertambah, hingga tempat untuk penyimpanan tidak muat. Sebab, lumbung padi 'Tekad Makmur' belum memiliki lumbung sendiri dan masih ditempatkan di rumahnya.

"Sehingga kalau musim panen tiba, saya selalu bingung. Sebab tempatnya tidak ada, kalau di rumah saya ya tidak muat lagi, karena semakin banyak padinya. Jadi tahun ini setelah dipotong berbagai administrasi masih 15 Ton lebih," ujar pria yang juga mantan Ketua BPD itu.

Pihaknya berharap, Pemerintah segera memberi bantuan berupa bangunan lumbung beserta tanah untuk keperluan penyimpanan padi tersebut. Sehingga bisa memaksimalkan proses  keberlangsungan lumbung padi 'Tekad Makmur' di Desa Banyu Urip. "Kendala utamanya saat ini adalah tempat penyimpanan. Karena masih menggunakan rumah saya, jadi kurang maksimal," ujar bapak tiga anak tersebut.

Masih menurut Sudi, Pemerintah Kabupaten Tuban juga harus serius mengembangkan gerakan swasembada pangan, seperti dengan membuat lumbung padi di setiap desa. Sehingga padi yang dipanen dan dihasilkan oleh para petani kita tidak dibawa keluar oleh tengkulak. "Jangka panjangnya, padi tersebut bisa mencukupi kebutuhan pangan di daerah masing-masing," jelasnya.

Salah satu petani Desa Banyu Urip, Jatmiko (45), mengatakan sangat memanfaatkan betul lumbung padi tersebut. Sehingga padi tidak ia jual ke tengkulak, melainkan ia kembalikan ke lumbung padi yang ada sebagai pembayaran saat pinjaman dulu. "Ya cukup merasakan manfaatnya. Saya meminjam padi karena saat ini kan harganya mahal, terus mengembalikan padi lagi di saat panen, meskipun harganya turun. Bunganya pun hanya sedikit," pungkasnya kepada bT, sebutan blokTuban.com. [hid/rom]