Skip to main content

Category : Tag: Sejarah


Cikal Bakal Warga Menilo di Makam Eyang Pendek

Ikon Bumi Wali pada Kabupaten Tuban, memang menunjukkan banyak Waliyullah yang berada di berbagai penjuru wilayahnya. Para Wali berikut tokoh agama di beberapa kawasan, memiliki arti penting bagi perkembangan masyarakat sekitarnya juga. Seperti halnya dengan cungkup atau makam di Desa Menilo, Kecamatan Soko ini.

Begini Sejarah Holcim di Indonesia

Sekadar diketahui, Holcim Indonesia didirikan pada tahun 1971 dan kemudian tercatat di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 1977. Sebesar 80,6 persen saham Holcim Indonesia dimiliki oleh Holderfin BV yang dimiliki oleh LafargeHolcim. Sisanya 19,4 persen dimiliki oleh pemegang saham publik.

Bupati: Ngaji Sejarah Hukumnya Wajib

Bupati Tuban, Fathul Huda mengatakan, ngaji sejarah hukumnya wajib. Hal itu disampaikan di depan ribuan warga Kabupaten Tuban di Pendopo Kridho Manunggal Tuban, Kamis malam (26/10/2017).

Serpihan Agresi Militer Belanda II di Tuban-Bojonegoro (16)

Hari-hari Menjelang Pertempuran Letda Soetjipto

Setelah menyelesaikan misi penghadangan Belanda di Mondokan, sisi barat kota Tuban, 9 Januari 1949, Letda Soetjipto langsung mengungsikan dua pasukannya yang terluka ke tempat perawatan kesehatan milik pejuang di Desa Tlogonongko, Kecamatan Semanding. Sementara dia sendiri, setelah memperkuat pasukan gerilya di wilayah Merakurak dan Montong kembali lagi ke pos pertahanan di Desa Saringembat, Kecamatan Singgahan.

HMJ Sejarah UM Gelar Olimpiade di MAN Tuban

Dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan RI ke-72, Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Bidang Study Sejarah, Universitas Negeri Malang (UM) menggelar olimpiade tingkat SMA/Sedrajat, Sabtu (19/8/2017).

Serpihan Agresi Militer Belanda II di Tuban-Bojonegoro (13)

Panik, Tembakan Musuh dan Lawan Sulit Dikenal

Usai terjadi pertempuran perjumpaan pada 11 Februari 1949 yang mengakibatkan gugurnya Letmuda Suwolo, selanjutnya, pada hari Minggu 20 Februari 1949 pagi, pasukan Belanda melakukan gerakan. Sasarannya ada Dander, dengan menggunakan tiga poros berkekuatan sekitar satu kompi.

Serpihan Agresi Militer Belanda II di Tuban-Bojonegoro (11)

Pos Pertahanan Koro dan Ranjau Pejuang di Jatigembol

Pusat Kecamatan Montong berhasil dikuasai kompeni sejak serbuannya pada 21 April 1949 silam. Sejak itulah, serdadu Belanda membuat pos militer di salah satu bangunan (sekarang Polsek Montong) untuk memperkuat kekuasaannya.

Serpihan Agresi Militer Belanda II di Tuban-Bojonegoro (10)

Barisan Pejuang Bertempur dengan Perut Kosong di Beron

Agresi Militer ke II yang dilakukan pasukan Belanda di Indonesia, termasuk di Tuban-Bojonegoro, memuat banyak kisah. Berbeda dengan serdadu Belanda yang bertempur dengan persenjataan lengkap, tenaga profesional, dan logistik yang cukup, tentara dan barisan rakyat pejuang justru sebaliknya, bertempur dengan persenjataan yang terbatas.

Serpihan Agresi Militer Belanda II di Tuban-Bojonegoro (7)

Peluru Belanda yang Menghujani Montong

Perlahan namun pasti, Belanda mengetahui orang-orang yang diburunya memusatkan kekuatan berada di Montong. Daerah ini menjadi tempat penting kepemerintahan militer sejak 10 Januari 1949, saat Komandan KDM, R.E Soeharto berpindah dari Tlogo Nongko sampai 21 April 1949, ketika kepemerintahan dipindah lagi ke Jatirogo.